My Cy-World

Just for fun. Take out with full credit!

Jumat, 01 Januari 2010

Untuk Saling Memberi-cerpen

Disebuah kerajaan tinggallah dua orang puteri. Putri Kirana dan Putri Diana. Sifat mereka sangat berlawanan. Putri Kirana diakui rakyatnya sebagai putri yang yang baik, sopan, rendah hati dan suka menolong. Sedangkan Putri Diana dikenal sebagai putri yang suka memerintah, tidak sabaran, dan mementingkan diri sendiri dibandingkan anggota keluarganya dan seluruh rakyatnya. “Mereka memang senang berbohong. Kamu membayar mereka, bukan?Kamu tahu Kirana, bahwa mereka semua pengecut!”kata Diana suatu ketika saat mereka sedang berjalan-jalan ditaman kerajaan. “Kamu tidak akan pernah mengetahui bagaimana sebenarnya mereka jika kamu selelu menganggap rendah rakyat kita dan tidak mau bergaul dengan mereka. Mereka sebenarnya sangat baik. Aku ditolong mereka ketika terjatuh dari kuda seminggu yang lalu. Kamu masih ingat?”tanya Kirana. “Sama sekali tidak ingat!”jawabnya berbohong. “Kamu lihat beberapa hari kemarin di panti jompo?para tua-tua itu menyedihkan sekali”tambah Diana sambil tertawa sinis. “Kau juga akan merasakannya nanti”kata Kirana sabar sembari pergi membawa keranjangnya yang penuh berisi bunga. Saat makan siang, Putri Kirana dan Putri Diana diperintahkan oleh ayahandanya untuk pergi berjalan-jalan dan mengamati bagaimana keadaan rakyatnya. Mereka membawa bekal beberapa potong roti isi yang biasa disebut juga sandwich. Mereka berjalan-jalan menggunakan pakaian rakyat biasa. Mereka berjalan-jalan ditemani oleh seorang prajurit. “Aku paling sebal jika diperintahkan ayah untuk jalan-jalan dengan pakaian lusuh dan kumuh ini seakan kita ini orang miskin!”keluh Diana saat mereka sedang mengamati para petani yang sibuk bekerja. Putri Diana mengeluh, mengeluh dan terus mengeluh. “Aku bosan mendengar semua keluhanmu, Diana! sudah cukup semua keluhan itu! kamu juga terus-menerus mencela mereka. Berusahalah memuji apa yang telah mereka lakukan untuk kita”kata Kirana marah. “Memang mereka melakukan apa untuk kita?Tapi supaya kamu puas baiklah, mereka sangat baikkk…mereka berbuat segalanya untuk kita!”teriak Diana dengan nada mencemooh kepada Putri Kirana. Putri Kirana menangis dan segera pergi. Sang prajurit sempat mengejar Kirana dan menemukannya menangis dalam sebuah hutan dipinggir danau. Sang prajurit berusaha menghibur Kirana tapi tidak bisa. Kirana hanya mengucapkan terima kasih dan mengusap matanya yang bersimbah air mata. Diana berjalan lurus dan lurus tanpa tahu dimana dia sekarang. Sampai akhirnya ia tersesat dikerajaan tetangga. Ia menelusuri hutan, pemukiman penduduk dan sampailah ia disebuah hutan. Saat sedang berjalan-jalan ada sebuah anak panah yang mengarah kepadanya. Sang pemanah terkejut dan melepas anak panah itu lalu pergi membiarkan Diana dalan keadaan terluka karena mendengar seseorang datang. Diana tak dapat berbuat apa-apa. Dia pingsan. Tak lama kemudian Diana mendengar samar-samar suara orang yang semakin lama semakin keras. Diana mulai sadar! ”Diana, akhirnya!”seru Putri Kirana menangis sambil memeluk saudarinya itu. “Dimana aku?”tanya Diana lirih. “Dirumah salah satu penduduk. Dialah yang menolongmu dan menyembuhkanmu. Untuk saja panah itu tidak menancap terlalu dalam. Tapi salah satu bagian dalam tubuhmu mengalami peradangan yang cukup hebat. Perutmu akan terasa sakit dalam beberapa hari”jawab Kirana panjang lebar. “Katakanlah padanya rasa terima kasihku untuknya”ucap Diana terbata-bata. Kirana terharu dan mereka berdua saling berpelukan. Mereka pun pulang ke istana. Beberapa bulan kemudian kesehatan Diana sudah pulih walaupun kadang-kadang masih terasa nyeri. Sifat baik Diana hanya bertahan selama beberapa hari. Setelah itu sifat buruknya kembali seperti semula. “Diana, temani aku jalan-jalan yuk!aku berjanji tidak akan meniggalkanmu lagi”kata Kirana setelah makan siang. “Dengan pakaian itu lagi?”tanya Diana sebal. “Baiklah, terserah kamu mau menggunakan pakaian apa”kata Kirana bersabar. “Aku mau pakai pakaian dari Eropa itu lho…!!!!”kata Diana dan pergi meninggalkan Kirana sebelum Kirana dapat berbicara lebih lanjut. Seperti biasa, mereka berjalan-jalan sekitar kerajaan. Mereka membawa bekal roti isi. Ditengah perjalanan, mereka melihat seorang wanita tua bungkuk membawa barang rongsokannya dalam sebuah kantung. Kirana merasa iba pada wanita tua itu. Ia pun bermaksud memberikan bekalnya pada wanita itu. “Bu, tolong ambillah makanan ini”kata Kirana tulus pada wanita itu sambil menyodorkan roti isi miliknya. Diana yang melihat hal itu pun memberontak. “Kirana apa-apaan ini?! dia itu hanya wanita pemalas yang tidak mau bekerja! dan dia hanyalah wanita jorok tak tahu diri!”teriak Diana keras-keras tanpa rasa malu. Wanita tua itu yang mendengar perkataan Diana menundukan kepala dan hendak pergi tapi dicegah oleh Kirana. “Jangan hiraukan perkataannya, bu. Maaf atas kata-katanya yang menyakitkan tadi. Bawalah ini, bu. Terima kasih”kata Kirana lembut, menyerahkan bekalnya dan menarik saudarinya hingga sampai ke sebuah sungai. “Untuk apa kita ke sini!disini tidak enak, tidak memuaskan!kita kan bisa bicara di taman kerajaan!kenapa harus disini?”seru Diana. “Karena disinilah sumber kehidupan. Ya, air. Juga mahkluk didalamnya. Aku ingin bercerita dan mengajarkannya padamu sesuatu yang bisa menjadi sesuatu keajaiban dalam hidupmu. Kamu heran dan marah ketika melihat aku menyerahkan bekalku untuk wantia tua itu. Andaikan wanita itu adalah mama kita, betapa menderitanya dia. Sosok yang paling berharga untuk kita. Bukankah begitu?” Diana hanya terdiam. “Kamu tahu, kita seperti malaikat dari surga yang dilahirkan dibumi untuk membantu sesama kita dan orang lain. Tujuan utama kita ada di dunia untuk saling berbagi. Bukan untuk menikmati apa yang kita miliki segalanya untuk diri kita sendiri. Andai kata, orang tua kita hanyalah rakyat jelata, yang miskin, melarat, menderita dan tidak bisa menikmati apa yang dapat kita nikmati sekarang. Kita seperti apa jadinya?tidak sesempurna sekarang. Berusahalah untuk selalu memberi dan berbagi dalam keadaan suka maupun duka”Kirana mengakhiri penjelasannya dan melihat ada air bening mengalir dari pelupuk mata saudarinya. “Berjanjilah padaku agar kita saling berbagi kepada rakyat dan orang lain”Kata Kirana. “Baiklah”jawab Diana singkat. Mulai saat itu, mereka berdua terkenal sebagai putri yang suka berbagi. Dan mereka berusaha untuk menyempatkan diri mendatangi sungai yang penuh sumber kehidupan itu. Dimana akan terjadi sebuah keajaiban. Seperti kata Kirana.



^_^

(Devi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar