My Cy-World

Just for fun. Take out with full credit!

Kamis, 24 Juni 2010

Foto dan Profile Pemain Boys Before Flowers











 Goo Hye Sun




Profesi : Artis dan Penyanyi
Birth : 9 November 1984
Tinggi/BB : 163cm/42kg
Zodiak : Scorpio
Gol.Darah : A
Agency : YG Entertainment
Pendidikan : Seoul Art College
Drama Televisi : Boys Before Flowers(KBS2,2009)
Strongest Chil Woo (KBS2,2008)
The King and I (SBS,2007)
Pure 19 (KBS1,2006)
Ballad Of Sung Dong (SBS,2005)
Nonstop (MBC,2005)
Drama City (KBS2,2005/2005)
Film Layar lebar : August Rush (Cameo,2007)
Penghargaan : 2007 SBS Acting Award
New Star Award
2006 KBS Acting Award
New Actress Award

Equivalent dengan Makino Tsukushi (Hana Yori Dango) dan San Chai (Meteor Garden), adalah Geum Jan Di di BBF. Pemerannya adalah artis cantik Korea Selatan, Koo Hye Sun. Wanita kelahiran 9 November 1984 ini melambung namanya sejak membintangi drama populer Pure In Heart. Hye Sun juga pernah membintangi film Hollywood bertajuk AUGUST RUSH (2007).
Hye Sun memulai debutnya lewat drama Nonstop 5 tahun 2005. Selain akting, Hye Sun juga merambah dunia tarik suara. Hye Sun termasuk artis yang cukup berprestasi. Itu dibuktikannya dengan menyabet dua penghargaan yakni New Actress Award tahun 2006 lewat drama Pure In Heart dan Rookies Of The Year tahun 2007 lewat serial The King and I.
Meski begitu, wanita berpostur langsing ini (42 kg/163 cm) tidak luput sama yang namanya kritikan. "I will work harder in the future" kata Hye Sun yang mempunyai nama panggilan Pig.
Ada cerita menarik dibalik nickname tersebut. "Dulu saat masih jadi siswi sekolah, aku doyan banget makan. makanya dijuluki Pig saking rakusnya. Pernah, waktu lagi hang out bareng temen-temen, selama 18 jam aku ga berhenti makan." katanya tergelak.

LEE MIN HOO



TTL : 22 juni 1987
Tingg/BB : 185cm/69kg
Gol.darah : A
Zodiac : Cancer
Hobi : Nonton film,maen game,sepak bola
Pendidikan : GunGook University,jurusan film
Drama Televisi : Boys Before Flowers(KBS2,2009)
But I Don’t Know Too(MBC,2008)
I am Sam(KBS2,2007)
Mackerel Run!(DSBS,2007)
Secret Campus(EBS 2006)
Love Hymn(MBC,2005)
Film : Our School E.T(2008)
Penghargaan: 45th Baeksang Awards: Best New TV Actor


Ingat karakter Tsukasa Domyouji dan Tao Ming Tse yang sombong dan menjengkelkan? di BBF,karakter tersebut bernama Goo Jun Pyo. Yang mendapatkan peran ini adalah si ganteng Lee Min Ho, aktor kelahiran 22 Juni 1987.
Debutnya dimulai tahun 2005 saat membintangi Love Hymn. Tahun 2007 membuka kesempatan buat peraih penghargaan Baeksang Art Award kategori TV's Best New Actor ini menjadi pemeran utama di drama Mackerel Run. Namun tak dipungkiri jika terobosan kariernya datang ketika ia ditawari membintangi Boys Before Flowers.
Peran sebagai leader genk yang terdiri dari empat pemuda ganteng dan tajir abis itu menggiring nya pada ketenaran. Produk-produk terkenal semisal Levis, LG Telecom dan Samsung Anycall pun rame-rame mendapuknya sebagai bintang iklan.
Ketenaran juga menjadikan Min Ho sebagai target gosip, khususnya soal asmara. Belum lama ini dia dikabarkan terlibat hubungan khusus dengan Davichi, penyanyi R&B cantik yang tergabung dalam Duo Kang Min Kyung. rumor mencuat gara-gara foto-foto mesra mereka beredar di internet. Lalu seperti apa sih cewek yang bisa menarik hatinya? "aku tinggi dan berkulit gelap, makanya aku suka banget sama cewek yang mungil dan berkulit bening". ucapnya


KIM HYUN JOONG


Nama asli : Gim Hyeon Jung
Profesi : Aktor dan Penyanyi(SS501)
Tgl.Lahir : 6 Juni 1986
Tinggi/BB : 180cm/68kg
Gol.Darah : B
Zodiak : Gemini
Pendidikan : Universitas Kyonggi
Hobi : Main gitar,piano dan Menari
Drama Televisi : Boys Before Flowers (KBS2,2008)
Spotlight (MBC,2008)
Hotelier (TV Asashi,2007,ep.7)
Can Love Be Refilled (KBS2,2005)
Nonstop 5 (MBC,2005,ep.208)
Penghargaan : The 45th Baeksang Arts Award
45th Baeksang Awards: Most Popular TV Actor
Popularity Award(Male)Boys Before Flowers 2008




Hua Ce Lai atau Rui Hanazawa yang sentimentil ini menjadi Yoon Ji Hoo di BBF. Dia paling menarik diantara anggota F4 lainnya. Pekerjaannya adalah aktor, penyanyi dan leader boyband SS501. Kim Hyun Joong.
lahir 6 Juni 1986, Hyun Joong mengawali kariernya di tahun 2005 dengan turut membintangi sitkom Can Love Be Refilled. Dia dan grup bandnya SS501 pernah tampil di acara reality show Park Kyuk Lim yang bertajuk Thank You For Rasing Us di tahun 2006. Acara tersebut memperlihatkan kebiasaan Hyun Joong yang doyan banget tidur alias tukang molor.
11 Mei 2008 Hyun Joong ikutan casting untuk reality show produksi MBC yang berjudul We Got Married. Di program tersebut, cowok yang hobi nyanyi dan ngedance ini berbagi layar dengan seniornya, Hwang Bo. Lewat acara tersebut nama keduanya meroket, terlebih buat Hyun Joong yang kemudian ditawari peran sebagai salah satu anggota F4 di BBF. Sebelum jadi bintang terkenal, Hyun Joong bekerja sebagai pengantar pizza dan koran.
Dengan tampil di BBF tak pelak Hyun Joong menajdi idola baru Korea. Namun hal itu tidak membuat banyak perubahan pada diri cowok yang pernah di drop out sekolah ini. "Aku orang yang bebas. Aku nggak ambil pusing apa yang mereka (para fans) pikirkan tentang diriku. Kadang mereka berdiri di depan rumah kami hingga larut malam dan aku terpaksa ngomelin mereka dan menyuruh mereka pulang" katanya cuek.


KIM JOON



Nama asli : Kim Hyung Joon
Profesi : Penyanyi (T-Max) dan Aktor
Tgl.Lahir : 3 Februari 1985
Tinggi/BB : 183cm/64kg
Zodiak : Aquarius
Gol.Darah : O
Pendidikan : Han Gook University
Hobi : Game On-line,Basket
Agensi : 2step Entertainment
Serial : Boys Before Flowers(KBS2,2008)




Karakter Mimasaka Akira atau Mei Zuo Ling menjadi Song Woo Bin di BBF. Woo Bin ini sosok yang paling baik hati dan dewasa ketimbang teman-teman F4 lainnya. Tapi dia sangat gila pesta dan senang dengan wanita yang lebih tua usianya. Aktor korea yang terpilih untuk memerankannya adalah Kim Joon. Serial BBF merupakan debut aktingnya. Sebelumnya cowok kelahiran 3 Februari 1985 ini lebih dikenal sebagai anggota T-MAX, grup musik beraliran R&B yang juga menyayikan soundtrack BBF (Paradise).
Pertama kali muncul di dunia akting, Kim joon langsung dibanding-bandingkan dengan aktor top Korea Jang Dong Gun. Media lokal menjulukinya The Little Jang Dong Gun.
Segera setelah BBF berakhir, Kim Joon dan teman-teman T-MAXnya akan segera merilis album pertama mereka. "Aku ingin mengejar kedua-duanya, akting dan nyanyi. memang sih berat, tapi aku termasuk orang yang rakus. Sekali memulai sesuatu, aku nggak bakan berhenti. resolusi di tahun 2009 ini adalah menjadi sibuk dan produktif."


KIM BUM


Nama : Kim Sang Bum
Tgl lahir : 7 July 1989
Golongan Darah : O
Tinggi/BB : 181cm/63kg
Hobi : Sepak bola,baseball,kendo
Pendidikan : Universitas Joong An
Agensi : The Show Entertainment,glory entertainment(jepang)
Drama televisi : Boys Before Flowers (KBS2,2008)East Of Eaden (MBC,2008)Unstoppable High Kick (MBC,2006)Rude Woman(MBC,2006)
Film layar lebar : Gosa(Death Bell,2008)I like it Hot (2008)




Di BBF, Kim Bum dengan apik memerankan karakter So Yi Jung (Nishikado Sojiro di Hana Yori Dango dan Xi Men di Meteor Garden). Ia tukang gonta-ganti pacar alias playboy. Tapi sikapnya gentle dan selalu hangat. Ia juga setia kawan.
Kim Bum yang lahir 7 Juli 1989 ini memulai karier aktingnya dengan membintangi High Kick (2006). Namanya melejit saat bermain dalam drama East Of Eden. Namanya semakin populer setelah ikut membintangi BBF.
Sejak kecil Kim Bum kecanduan nonton tv, khususnya acara musik dan film. Meski belum remaja, Kim Bum sudah bisa memberikan kritikan untuk film-film yang ditontonnya. hal itulah yang membuat ibunya berpikir Kim Bum kecil memang dilahirkan sebagai seorang entertainer sejati.
Selain hobby nonton tv, Kim Bum juga antusias banget dengan olahraga, terutama sepak bola. [Kim Bum suka ma CR7 a.k.a Christian Ronaldo]. ia menjadi striker di tim sekolahnya dan selalu ikut dalam setiap pertandingan.
Seperti perannya di BBF yang playboy, dalam kehidupan nyata Kim Bum ternyata tidak jauh beda. Sejak masih remaja, cowok berwajah imut ini sudah jadi inceran cewek-cewek. meski demikian, Kim Bum mengaku sampai saat ini masih asyik dengan status jomblonya, meski belum lama ini ia digosipkan akan segera menikah denga teman lamanya, Dora Lee. "Aku ga punya pacar,sejak aku meniti karier di dunia akting, aku nggak pernah menjalin hubungan dekat dengan seorang wanita." akunya.


terima kasih kepada:
  • Tuhan yang maha Esa
  • http://putihtih.blogspot.com/2009/06/foto-dan-profile-pemain-boys-before.html

Vierra-Jadi yang Ku Inginkan

kau tak sepenuhnya sendiri
aku kan slalu ada disini
mengapa oh mengapa dirimu
penuh dengan rasa bimbang


tak perlu kau pergi tuk mencari
mencari arti cinta

[chorus]
aku sendiri disini menunggu
aku sendiri disini menanti
aku tak terbiasa untuk berharap
berlari untuk mengejar dirimu
dalam menggapai semua impiku
smoga kau kan tetap jadi apa yang ku inginkan

[int]


mengapa oh mengapa dirimu
tak perlu kau pergi tuk mencari
mencari arti cinta

[chorus]

aku sendiri disini menunggu
aku sendiri disini menanti
aku tak terbiasa untuk berharap
berlari untuk mengejar dirimu
dalam menggapai semua impiku
smoga kau kan tetap jadi apa yang ku inginkan
jangan pernah berubah ingat janjimu
jangan pernah menghilang dari hatiku

[chorus]
aku sendiri disini menunggu
aku sendiri disini menanti
aku tak terbiasa untuk berharap
berlari untuk mengejar dirimu
dalam menggapai semua impiku
smoga kau kan tetap jadi apa yang ku inginkan

Rabu, 16 Juni 2010

Patudu


Feb282009

Patudu

Written by Administrator
Patudu Syammayim Hasintongan Manik
Tempat/Tgl Lahir
Semarang, 21 Juli 1988
Domisili
Jakarta, Semarang
Hobi
Nyanyi, baca, maen bola, nonton, maen game
Pekerjaan
Penyanyi
Pendidikan Informal
Sudah berguru dgn banyak guru vocal..susah disebutin satu2..
Pendidikan Formal
• TK Frater Ujung Pandang
• SDN Siliwangi 01 semarang
• SLTP PL Domenico Savio Semarang
• SMAN 3 Semarang
• Undip Semarang (sedang cuti)
Pengalaman Bermusik
Runner up 2 Indonesian Idol 2008





 terima kasih kepada:
  • Tuhan yang Maha Esa
  • http://materaband.com/component/content/article/7-personil/80-patudu.html

Sinopsis The Great Queen SeonDeok Episode 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39

Label Rating : Remaja (R), Bimbingan Orang Tua (BO)

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 30

Tayang Selasa, 22 Desember 2009 pukul 17:00 WIB di Indosiar
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83548/the-great-queen-seon-deok-episode-30 [Edisi online: Selasa, 22 Desember 2009] — Membandingkan harapan dan kenyataan, Mishil menyebut kalau apa yang diimpikan Putri Deokman tidak akan pernah tercapai.
Setelah menyampaikan isi pikiran masing-masing, Putri Deokman (Lee Yo-won) dan Mishil (Go Hyeon-jeong) berpisah dengan pikiran masing-masing. Diam-diam, Mishil merasa kalau kedewasaan Putri Deokman bertambah dengan cepat dalam waktu yang singkat.
Niat Putri Deokman tidak hanya ditentang oleh kubu Mishil melainkan juga oleh orang-orang yang mendukungnya, Alcheon (Lee Seung-hyo) bahkan mendesaknya untuk mempertahankan status sebagai Gadis yang Dipilih Langit. Namun, Putri Deokman punya pikiran sendiri : ia menganggap status tersebut kelak hanya akan digunakan untuk kepentingan politik salah satu pihak.
Saat bicara berdua dengan Yushin (Uhm Tae-woong), Putri Deokman menceritakan pertemuan dengan Mishil yang telah membuka wawasan baru bagi dirinya. Sementara itu di kediamannya, Mishil terus menyalahkan keputusan Deokman didepan Seolwon (Jun Noh-min).
Namun, sang jendral bisa melihat ada hal lain yang membuat resah sang pemegang segel kerajaan. Rupanya meski bermusuhan, Mishil sangat iri dengan sejumlah kelebihan Deokman yang tidak dimilikinya mulai dari ideologi, usia yang masih muda, hingga darah songgeol (keturunan raja).
Untuk hal terakhir, Mishil mengucapkannya sambil menahan air mata yang nyaris jatuh. Bahkan, Mishil mengakui bahwa ucapan Putri Deokman membuatnya sangat terharu dan seandainya sang putri bukan putri kembar raja, bukan tidak mungkin ia sendiri yang bakal membesarkan gadis itu.
Di sejumlah penjuru kota, pengumuman soal pengangkatan Putri Deokman membuat rakyat bersuka cita dan secara tidak sengaja dilihat oleh Munno (Jung Ho-bin). Ingatannya langsung melayang ke 20 tahun silam, dan belakangan Munno sangat kaget saat Bidam (Kim Nam-gil) memberitahu kalau putri yang dimaksud adalah Deokman, nangdo yang pernah diselamatkan sang murid beberapa waktu sebelumnya.
Tanpa banyak pertentangan, rapat menteri kabinet alias hwabaek memutuskan setuju untuk pembangunan menara observasi alias chomseongdae. Rupanya Mishil punya rencana sendiri, ia ingin Putri Deokman menghadapi konsekuensi dari tindakannya yang dianggap gegabah.
Ketika malam tiba, Putri Deokman didatangi Bidam. Setelah berbincang-bincang soal perseteruan dengan Mishil, Bidam menyampaikan niatnya untuk bisa melayani sang putri. Sambil berlutut, Bidam menyatakan kesetiaannya. Gembira karena berhasil menjalankan niatnya, pemuda itu mendadak diserang oleh seseorang yang tidak dikenal.
Rupanya orang tersebut adalah Chilseok (Ahn Kil-kang), yang mendapat tugas khusus dari Seolwon. Kecurigaan sang jendral terbukti : Bidam memiliki hubungan dengan Munno karena sejumlah jurus khas yang tidak bisa dipungkiri lagi kehebatannya.
Putri Deokman benar-benar serius menjalankan tugasnya dan tak henti belajar, dengan cermat ia meminta Yushin untuk menempatkan Wolya (Joo Sang-wook) dan Seolji (Jung Ho-geun) di Seorabol sebagai bagian dari usaha pengintegrasian bangsa Gaya dengan kerajaan Shilla.
Di kediamannya, Mishil memutuskan kalau dirinya tidak lagi membutuhkan sosok Sohwa (Seo Young-hee), yang tengah terbaring tidak sadarkan diri di sebuah tempat terpencil. Perintah tersebut, yang tengah dibicarakan oleh Bakui (Jang Hee-woong) dan Deokchung (Suh Dong-won), secara tidak sengaja terdengar oleh Sohwa yang ingatannya telah pulih.
Berhasil melarikan diri, Sohwa melihat pengumuman tentang Putri Deokman yang bakal meresmikan pembangunan chomseongdae dan memutuskan untuk datang ke tempat itu. Di saat yang sama, para hwarang bawahan Mishil sudah mengetahui kalau mantan dayang istana tersebut sudah kabur, dan langsung melakukan pengejaran.
Dengan suara keras, Sohwa memanggil-manggil nama Deokman. Namun sebelum sempat terlihat, ia langsung kabur begitu melihat kemunculan Chilseok. Di tengah hutan, Sohwa diciduk oleh Bakui dan Deokchung yang berniat membunuh sang dayang.
Sebelum niat tersebut terjadi, seorang pria bertopi menghentikan aksi keduanya. Hanya dengan menggunakan ranting, pria tersebut mampu menaklukkan Bakui dan Deokchung. Sohwa sangat kaget saat tahu siapa yang menolongnya, namun belakangan terjadi pertempuran kedua antara pria tersebut dengan Chilseok, yang sangat kaget saat tahu pria tersebut adalah Munno.
Kesempatan itu digunakan Sohwa untuk melarikan diri. Di saat yang sama, Putri Deokman menghentikan rombongan karena samar-samar mendengar suara yang sangat dikenalnya. Tak berapa lama, suara tersebut kembali terdengar dari arah belakang.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 31

Tayang Rabu, 23 Desember 2009 pukul 17:00 WIB di Indosiar
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83558/the-great-queen-seon-deok-episode-31 [Edisi online: Rabu, 23 Desember 2009] — Dari kejauhan, Sohwa menatap trenyuh Putri Deokman yang tengah seperti orang linglung, dan langsung memanggil namanya.
Mata Putri Deokman (Lee Yo-won) membelalak begitu melihat sosok yang sudah begitu dikenalnya, ia langsung berlari mendekati Sohwa (Seo Young-hee) kemudian memeluknya sambil menangis seperti anak kecil.
Setelah saling bercerita tentang pengalaman masing-masing setelah kejadian di padang pasir, Putri Deokman dan Sohwa melepas kerinduan. Namun sayang, kali ini mereka tidak bisa seperti ibu dan anak karena status Deokman sebagai putri raja.
Di kediamannya, Mishil sangat kaget saat tahu Sohwa akhirnya berhasil bertemu dengan Putri Deokman. Pukulan semakin dalam saat ia diberitahu Chilseok (Ahn Kil-kang) kalau orang yang telah membantu Sohwa meloloskan diri adalah Munno (Jung Ho-bin). Oleh Seolwon (Jun Noh-min), diusulkan supaya Chilseok menjadi ketua hwarang alias wonsanghwa yang baru. Tujuannya cuma satu : menggalang kekuatan kubu Mishil.
Sementara itu, orang yang bakal ditawari tengah termenung dikamar membayangkan ekspresi Sohwa yang begitu ketakutan saat melihat dirinya. Saat ditawari Mishil, Chilseok menyebut perlu waktu untuk berpikir. Pertemuan dengan Sohwa membuat Chilseok yakin tidak ada tempat bagi dirinya di sisi wanita itu, ia memutuskan untuk menyetujui permintaan Mishil.
Hati Chilseok teriris saat menyadari kalau di sisi Mishil adalah satu-satunya tempat dimana dirinya harus berada. Ketika berjalan keluar, pria itu terkejut oleh kehadiran Sohwa yang tiba-tiba memanggilnya. Di pinggir kolam, keduanya sadar bahwa setelah hari itu, posisi keduanya ada di kubu yang berseberangan.
Ketika persiapan acara pelantikan ketua hwarang alias pungwolju tengah dilangsungkan, terjadi keributan di pintu masuk ketika seorang pria setengah baya berusaha memaksa masuk. Saat berusaha mencegah, keributan malah terjadi setelah Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) terpental.
Di dalam balai pertemuan pertempuran tidak bisa dihindari, tanpa kesulitan pria tersebut mampu menaklukkan para hwarang termasuk para pentolannya. Bahkan, para petarung seperti Alcheon (Lee Seung-hyo) dan  Seokpum (Hong Kyung-in) bukan tandingan. Begitu masuk ke lokasi, rombongan Putri Deokman terkejut melihat para hwarang andalan istana terkapar sementara seorang pria berdiri dengan gagahnya.
Begitu melihat, Deokman sadar kalau pria itu adalah guru Bidam. Yang wajahnya pucat adalah Mishil, sementara para hwarang langsung terkejut saat mengetahui pria yang baru saja menaklukkan mereka adalah Munno. Sambil menunjuk kursinya yang kosong, Munno menyebut kalau kehadirannya adalah untuk menghadiri pelantikan wonsanghwa.
Namun, Mishil sadar kalau kehadiran Munno tidak semata-mata demi acara rutin para hwarang. Saat bicara empat mata di kediamannya, Mishil mengingatkan kalau berkat dirinyalah Munno, yang merupakan anak putri bangsa Gaya, bisa masuk ke jajaran bangsawan Shilla.
Dengan wajah tenang, Munno kembali membeberkan sejumlah kejadian yang membuatnya memutuskan kembali ke istana. Ucapan Munno, yang mengaku bakal mengawasi turnamen hwarang, membuat Mishil bagai tersambar petir. Sementara itu di tempat lain, Putri Deokman terkejut saat mendapat kabar Munno tengah berdiskusi dengan Mishil.
Ingatan Sohwa kembali ke 20 tahun sebelumnya, ia ingat betul kalau Munno pernah berniat menjodohkan Deokman yang masih bayi dengan Bidam muridnya. Dari situ terungkap, Bidam ternyata adalah anak Mishil dari Raja Jinji. Dengan hati-hati, Sohwa berusaha mencari tahu tentang karakter Bidam dari Putri Deokman.
Berkat saran Seolwon, Mishil akhirnya setuju kalau kompetisi untuk menentukan siapa pungwolju alias kepala para hwarang diawasi oleh Munno. Apalagi, Seolwon menyebut yakin bahwa putranya Bojong (Baek Do-bin) tidak akan menemui kesulitan untuk merebut posisi itu.
Di pertemuan pertamanya dengan Munno, Putri Deokman sudah dikejutkan oleh ketidaksetujuan sang penasehat (gukseon) akan niatnya untuk menggantikan sang ayah. Selain menyebut Putri Deokman tidak akan bisa meraih semuanya sendirian, Munno juga memintanya untuk membuktikan diri kalau sang putri lebih baik dari Mishil.
Dari kediaman Putri Deokman, Munno secara tidak sengaja bertemu dengan Sohwa. Keduanya terlibat pembicaraan serius, Sohwa menyebut tidak setuju dengan rencana Munno untuk menjodohkan Putri Deokman dengan Bidam. Obrolan tersebut terdengar oleh Bidam, yang langsung teringat dengan kejadian di masa silam saat dirinya yang masih kecil membantai sekelompok orang dan langsung membuat sang guru berubah sikap.
Di hari kompetisi penentuan pungwolju, masing-masing pimpinan klan hwarang menghadiri rapat yang dihadiri oleh Putri Deokman, Mishil, Munno, dan Chilseok. Berbeda dengan biasa, kali ini pertarungan untuk menentukan siapa yang terbaik menjadi bagian terakhir dari kompetisi.
Pada ronde pertama, Munno ternyata mengetes kejelian para pimpinan klan hwarang. Saat ditanya, tidak ada satupun yang menjawab kecuali Bojong, yang dengan rinci mampu menjelaskan sejumlah atribut yang tidak biasa dikenakan hwarang yang menjaga di pintu masuk. Wajah Putri Deokman langsung berubah, ia sadar kubu Mishil telah memenangkan ronde pertama kompetisi.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 32

Tayang Kamis, 24 Desember 2009 pukul 17:00 WIB di Indosiar
Untuk ronde pertama ujian demi menentukan pungwolju, Munno sengaja mengetes ketelitian para kontestan dalam mengamati situasi sekeliling.
Dengan lancar, Bojong (Baek Do-bin) mampu menjawab pertanyaan Munno (Jung Ho-bin) seputar pentingnya bagi seorang komandan untuk mengamati situasi sekelilingnya baik dalam keadaan normal maupun perang. Tanpa ragu-ragu, Munno menyebut pemenang ronde pertama adalah Bojong.
Di kediamannya, Mishil (Go Hyeon-jeong) tersenyum gembira karena sadar Munno telah menerapkan apa yang pernah diajarkan oleh mendiang Raja Jinheung : jangan pernah memusatkan perhatian hanya pada satu hal melainkan pada keseluruhan.
Tugas kedua dari Munno terhadap para kontestan sukses membuat wajah Mishil berubah : dalam waktu tiga hari, mereka harus menemukan tiga makna dibalik nama Shilla yang juga merupakan definisi dari hwarang. Masing-masing kubu berusaha menginterpretasikan berdasarkan apa yang sudah diketahui selama ini.
Namun, belum ada yang bisa menemukan makna ketiga dari nama Shilla. Tiba-tiba, Putri Deokman (Lee Yo-won) teringat dengan pembicaraan terakhirnya bersama Munno, dan mulai curiga kalau topik tersebut berkaitan dengan tugas kedua yang diberikan sang penasehat hwarang.
Dengan wajah geram, Mishil meyakini bahwa tidak ada satu pihakpun yang bisa menjawab dan memerintahkan kubunya untuk tidak berusaha mencari tahu jawaban pertanyaan Munno. Sudah tentu hal ini membuat para bawahannya heran, satu-satunya yang langsung mengiyakan adalah Sejong (Dok Go-young).
Rupanya semua berkaitan dengan Raja Jinheung (Lee Soon-jae), yang di masa pemerintahannya menyuruh Geochilbu untuk menuliskan makna ketiga dari nama Shilla ke dalam buku sejarah kerajaan Guksa. Namun begitu memasuki masa pemerintahan Raja Jinji (Im Ho), bagian yang memuat definisi ketiga tersebut diganti sementara tulisan aslinya dibakar.
Kejadian tersebut kontan menyulut kemarahan para bangsawan. Diam-diam dibelakang layar terjadi kesepakatan untuk menggulingkan Raja Jinji, mereka mulai bergerak dengan mendekati Mishil. Setelah Munno menyatakan tidak akan ikut campur, Mishil dan para bangsawan mulai bergerak.
Meski sukses, Geochilbu kuatir dengan gerak-gerik Mishil. Ketakutannya terbukti ketika bicara empat mata dengan sang pemegang segel kerajaan, yang menyebut berambisi menjadi ratu untuk memenuhi ambisi Raja Jinheung. Dengan tegas, Geochilbu menentang rencana Mishil. Namun setelah mengutus Munno untuk menyerahkan surat pada Raja Jinpyeong muda (Baek Jong-min), Geochilbu meninggal tanpa diketahui penyebabnya.
Di perpustakaan kerajaan, Yushin (Uhm Tae-woong) dan Alcheon (Lee Seung-hyo) yang berniat mencari tahu soal makna ketiga Shilla kalah cepat dari Bojong (Baek Do-bin) dan Seokpum (Hong Kyung-in). Namun tiba-tiba Seolwon (Jun Noh-min) muncul, dan memerintahkan keduanya untuk tidak lagi meneruskan pencarian.
Di perpustakaan, Yushin menyadari bahwa salah satu buku sejarah Guksa ternyata memiliki segel yang berbeda. Kecurigaan tersebut disampaikan pada Putri Deokman, yang kemudian menanyakannya pada Raja Jinpyeong (Jo Min-ki). Dari situ baru ketahuan bahwa setelah perpustakaan kerajaan dirusak Raja Jinji, Sejong-lah yang ditugaskan menulis ulang bagian yang hilang.
Satu-satunya petunjuk adalah mencari tahu siapa Geochilbu, pejabat yang ternyata memiliki banyak prestasi. Dari penuturan Yushin, Putri Deokman mulai yakin bahwa Mishil telah mengetahui jawaban dari pertanyaan Munno namun tidak ingin ada satu pun yang tahu. Penyelidikan dilanjutkan ke biara Heungnyun, tempat dimana Geochilbu pertama kali merampungkan kitab sejarah Guksa.
Seperti yang sudah ditebak, Putri Deokman berusaha menelusuri peninggalan Geochilbu di di biara Heungnyun namun tidak menemukan petunjuk apa-apa. Saat mengunjungi ibunya Putri Manmyeong (Im Ye-jin), Yushin melihat patung peninggalan Geochilbu dan tiba-tiba teringat sesuatu.
Dengan cepat Yushin berlari kembali ke biara Heungnyun, dimana Putri Deokman ternyata juga telah menemukan petunjuk. Keduanya terkejut saat tahu petunjuk tersebut ternyata berkaitan dengan sebuah benda yang telah lama dimiliki Putri Deokman.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 33

Tayang Jumat, 25 Desember 2009 pukul 17:00 WIB di Indosiar
Petunjuk yang ditinggalkan oleh Geochilbu ternyata berkaitan dengan belati kecil peninggalan Raja Jinheung.
Setelah batas waktu tiga hari habis, para hwarang kembali berkumpul dan Munno (Jung Ho-bin) mengulangi pertanyaannya mengenai makna ketiga dari nama Shilla. Melihat semuanya terdiam, Mishil (Go Hyeon-jeong) dengan penuh kemenangan menyebut kalau ronde tersebut berakhir imbang.
Tiba-tiba Yushin (Uhm Tae-woong) angkat bicara dengan dengan terperinci menjelaskan makna ketiga Shilla. Mata Munno langsung berbinar-binar, namun ia harus menahan kecewa ketika Yushin menyebut belum bisa menjelaskan artinya secara detil. Dengan suara mantap, Munno menetapkan Yushin sebagai pemenang ronde kedua.
Mishil tidak mudah dibohongi, ia sadar kalau Putri Deokman (Lee Yo-won) dan Yushin sudah tahu apa arti makna ketiga nama Shilla. Ketika berdiskusi dengan Munno, Putri Deokman dengan tepat mampu menebak alasan kenapa sang penasehat menentangnya menjadi pemimpin Shilla : sebagai wanita, Putri Deokman dianggap tidak akan mampu memenuhi cita-cita pendiri Shilla.
Keinginan untuk memenuhi para pendahulu Shilla juga dirasakan oleh Yushin. Saat berdiskusi dengan ayahnya Kim Seohyeon (Ju Sung-mo), Yushin menyebut bahwa untuk memenuhi cita-cita tersebut, keinginan bangsa Gaya untuk menjadikannya sebagai raja harus dilepas demi mengejar cita-cita yang lebih besar : mempersatukan tiga kerajaan.
Perdebatan antara Putri Deokman dan Munno makin sengit, apalagi ketika sang penasehat secara tersirat menyatakan bahwa secara kemampuan, Mishil lebih pantas jadi pemimpin. Namun dengan mantap Putri Deokman menyebut bahwa Mishil sama sekali tidak pantas, karena ia tidak pernah punya cita-cita untuk memenuhi impian para pendahulu Shilla.
Mendengar ucapan Putri Deokman, ingatan Bidam (Kim Nam-gil) langsung melayang ke masa lalu, dimana Munno telah menyiapkan peta geografi Goguryeo dan Baekje. Namun, sebuah kejadian membuat peta tersebut sempat jatuh ke tangan kelompok penjahat, dan pada akhirnya mengubah hubungan Munno dan Bidam selamanya.
Untuk memastikan kalau peta geografi yang pernah diperjuangkan mati-matian masih ada ditempatnya, Bidam mengunjungi biara empat peta tersebut disimpan. Tidak sengaja menemukan sebuah surat bertuliskan nama Hyeonjong, Bidam terkejut saat tahu tanggal kelahiran Hyeonjong sama persis dengannya.
Mishil kembali melakukan langkah yang mengejutkan, ia mengunjungi Yushin yang tengah berlatih keras sambil menyatakan harapannya supaya sang hwarang berusaha keras memenangkan duel melawan Bojong (Baek Do-bin) yang notabene adalah putranya sendiri.
Demi menyelidiki asal-usulnya, Bidam meminta ijin pada Putri Deokman untuk masuk ke perpustakaan istana. Aksinya terlihat oleh Seolwon (Jun Noh-min), yang terkejut saat tahu apa yang telah dibaca pria itu. Saat berjalan keluar, Bidam berpapasan dengan Mishil.
Pembicaraan antara keduanya tidak bisa dihindari, wajah Mishil sempat berubah saat Bidam menceritakan kalau Munno pernah mengatakan dirinya mirip dengan wanita itu. Sebelum berpisah, Mishil memberikan satu nasehat kecil, yang membuatnya merasa semakin ada ikatan dengan Bidam.
Begitu sampai ke kediamannya, Bidam dimarahi habis-habisan oleh Munno karena lancang membuka-buka peta Tiga Kerajaan. Tidak tahan lagi mendapat perlakuan tidak adil, Bidam mencurahkan isi hatinya yang merasa diacuhkan Munno sejak tragedi dimana dirinya yang masih kecil membantai para perampok yang sempat mencuri peta Tiga Kerajaan.
Kejadian tersebut membuat Bidam semakin terluka, ia menemui Putri Deokman sambil berjanji bakal membuat Yushin sebagai pungwolju alias kepala divisi hwarang. Untuk itu, Bidam nekat mendatangi balai pertemuan dan didepan semua orang menyebut ingin bergabung di ronde ketiga kompetisi yang ditetapkan Munno : duel antara para hwarang.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 34

Tayang Senin, 28 Desember 2009 pukul 17:00 WIB di Indosiar
Kemunculan Bidam di arena seleksi akhir pemilihan pungwolju membuat semua pihak yang hadir terkejut.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83633/the-great-queen-seon-deok-episode-34 [Edisi online: Senin, 28 Desember 2009] — Ucapan Bidam (Kim Nam-gil) yang mengaku sebagai murid Munno (Jung Ho-bin) membuat semuanya terkejut, karena itu berarti dirinya berhak tampil di kompetisi. Namun sebagai pemimpin acara, pungwolju sebelumnya Hojae (Go Yoon-hoo) menyebut bahwa jumlah peserta sudah tidak bisa ditambah lagi.
Namun, dengan sengaja Bidam memprovokasi peserta hingga salah seorang diantaranya Seonggo menghunus pedang. Belum sempat bertindak apa-apa, hwarang tersebut ambruk dan mengalami cedera sehingga tidak bisa ikut berkompetisi. Kemunculan Munno, yang menahan geram, untuk mengkonfirmasi ucapan Bidam akhirnya membuat pria itu berhak turun di kompetisi.
Dengan gayanya yang kocak, Bidam mulai memprovokasi para pentolan hwarang yang ikut bertarung Bakui (Jang Hee-woong) dan Deokchung (Suh Dong-won). Bahkan dengan nekat Bidam masuk ke dalam kemah Bojong (Baek Do-bin) dan Seokpum (Hong Kyung-in), hwarang yang bakal menjadi lawan pertamanya.
Aksi Bidam yang melancarkan perang urat syaraf ke semua pihak secara tidak sengaja terlihat oleh Putri Deokman (Lee Yo-won), yang langsung menegurnya. Saat bicara serius, Bidam mengaku bahwa apa yang dilakukannya adalah demi memastikan Yushin (Uhm Tae-woong) tampil sebagai pemenang.
Seperti yang sudah diduga, para peserta unggulan seperti Yushin, Bidam, Alcheon (Lee Seung-hyo), dan Bojong tidak kesulitan menghadapi lawan-lawan mereka. Di istana, krisis terbaru dialami oleh Raja Jinpyeong, yang sangat kaget saat tahu kalau Kim Chunchu (Yoo Seung-ho) bakal tiba di Seorabol dengan kawalan orang kepercayaan Mishil.
Berita kalau Chunchu yang adalah anak mendiang Putri Cheonmyeong bakal tiba di ibukota membuat gembira Sejong (Dok Go-young), namun wajahnya berubah saat tahu perjalanan terhambat karena satu hal : Chunchu harus ditandu karena tidak bisa menunggang kuda, kemampuan yang di masa itu wajib dimiliki seorang pria.
Penuturan tersebut membuat Misaeng (Jung Woong-in) tertawa terbahak-bahak, namun tatapan Sejong dan Hajong (Kim Jung-hyun) membuatnya tersadar akan satu hal : dirinya sama seperti Chunchu. Dengan sedikit gelagapan, Misaeng menyebut bahwa meski tidak bisa menunggang kuda, ia memiliki kemampuan lain yang bisa menutupi kelemahan tersebut.
Sifat Chunchu yang sulit diatur membuat rombongan kerajaan yang dipimpin oleh Daenambo (Ryu Sang-wook), hwarang yang bertanggung jawab atas kematian sang ibu, kerepotan. Bahkan kalau saja tidak mengingat bahwa Chunchu adalah keturunan raja, Daenambo nyaris saja menghajar pemuda itu.
Tidak kehabisan akal, Daenambo berusaha mengajari Chunchu cara menunggang kuda. Sempat gembira saat sang majikan mau menurut, Daenambo kembali dibuat kesal karena Chunchu mengaku sudah lelah meski baru saja hendak menaiki kuda. Penderitaan Daenambo semakin lengkap ketika Chunchu meminta supaya dicarikan penginapan untuk beristirahat.
Menjelang partai semifinal, para kontestan yang terdiri dari Yushin, Alcheon, dan Bojong sibuk mempersiapkan diri meski tubuh mereka lebam. Satu-satunya yang paling santai adalah Bidam, yang malah asyik tidur. Partai pertama mempertemukan Yushin dan Alcheon, yang berakhir dengan kemenangan Yushin.
Partai kedua tidak kalah seru, Bojong harus berhadapan dengan Bidam yang kemampuannya tidak boleh diremehkan. Mendapat bocoran soal kelemahan sang lawan, Bojong sengaja menyerang kaki kiri Bidam yang terluka. Sempat diatas angin, siapa sangka Bojong berhasil dikalahkan oleh Bidam yang menggunakan jurus rahasia yang dipelajarinya diam-diam dari Munno.
Wajah Munno langsung berubah saat melihat Bidam bisa mempelajari jurus andalannya, tanpa ragu Hojae mengumumkan Bidam sebagai pemenang. Namun siasat Bidam masih belum selesai, ia meminta supaya pertandingan melawan Yushin langsung digelar di hari itu.
Pertarungan keduanya berlangsung setelah matahari terbenam, baik Yushin maupun Bidam sempat mengambil ancang-ancang cukup lama sebelum memulai pertarungan. Sayangnya, Bidam sengaja mengalah sehingga pertarungan berlangsung berat sebelah.
Aksi tersebut terlihat oleh Chilseok (Ahn Kil-kang), yang langsung bicara dengan nada keras kalau pertarungan tersebut dipenuhi kecurangan. Ditengah kemelut tersebut, tiba-tiba muncul seorang pria yang sudah tidak asing lagi ditengah-tengah hwarang.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 35

Tayang Selasa, 29 Desember 2009 pukul 17:00 WIB di Indosiar
Dituding berbuat curang dengan sengaja mengalah, Bidam berusaha berkelit.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83640/the-great-queen-seon-deok-episode-35 [Edisi online: Selasa, 29 Desember 2009] — Sebagai orang yang berhak memberi keputusan, Munno (Jung Ho-bin) membenarkan Chilseok (Ahn Kil-kang) kalau pertandingan berlangsung curang. Sebagai konsekuensinya, ronde terakhir dianggap tidak ada dan keputusan akan diambil bersama komite yang terdiri dari Hojae (Go Yoon-hoo), Mishil (Go Hyeon-jeong), dan Putri Deokman (Lee Yo-won).
Di dalam ruang rapat, perdebatan berlangsung sengit antara Putri Deokman dan Mishil. Chilseok akhirnya mengajukan usul : Yushin (Uhm Tae-woong) sebagai finalis harus menghadapinya dan bila bisa menahan 10 pukulan, maka hwarang itu dianggap sebagai pemenang.
Keputusan tersebut kontan membuat kubu pendukung Yushin pucat, sementara kubu Mishil pimpinan Seokpum (Hong Kyung-in) tersenyum senang. Dengan tubuh penuh memar, Yushin yang memegang pedang kayu dengan tangan gemetar langsung ambruk begitu mendapat serangan pertama dari Chilseok.
Namun bukan Yushin namanya kalau menyerah begitu saja, ia berusaha bangun meski dengan susah-payah. Hal itu terjadi berulang kali walau secara fisik sudah tidak memungkinkan bagi pimpinan klan Kembang Naga itu untuk bertahan. Melihat kegigihan sang bawahan, air mata Putri Deokman dan mereka yang hadir mengalir.
Teriakan pemberi semangat berkumandang yang dimulai dari klan Kembang Naga hingga terakhir Bojong (Baek Do-bin), yang notabene adalah musuh bebuyutan Yushin, ikut bersuara. Dengan sisa tenaga terakhir, Yushin akhirnya ambruk begitu pukulan kesepuluh Chilseok dilontarkan.
Siapa sangka sebelum pingsan, Yushin sempat memasukkan sebuah pukulan telak. Dengan jiwa ksatria, Chilseok mengakui kekalahannya. Pengakuan tersebut langsung disambut oleh sorak-sorai para hwarang termasuk Bojong.
Di Seorabol, Jukbang (Lee Moon-shik) yang tidak sadar dengan siapa dirinya berhadapan terus berusaha memberi pengertian pada Chunchu (Yoo Seung-ho) tentang situasi politik Shilla terutama tentang kubu-kubu yang ada di istana.
Di kediamannya, Munno telah ditunggu oleh Bidam yang terus berlutut. Mengira kalau dirinya bakal diasingkan, Bidam terperangah ketika gurunya malah bersikap sabar sambil mengatakan kalau masih banyak yang harus dipelajari oleh sang murid selain sekedar menang-kalah.
Sikap sang guru membuat Bidam bingung, namun suasana hatinya yang mulai tenang semakin kacau begitu bertemu Mishil yang langsung menyindir perbuatan pemuda itu. Mengunjungi kediaman Yushin untuk meminta maaf langsung pada Putri Deokman, wajah Bidam langsung muram begitu melihat betapa besarnya perhatian sang putri pada bawahannya tersebut.
Memanfaatkan keluguan Jukbang dan penduduk desa, Chunchu mulai bisa mengira-ngira apa saja yang telah terjadi di Seorabol. Kehadirannya sendiri belum terlacak siapapun, bahkan tak kurang dari kubu Mishil disibukkan oleh pencarian sang pangeran.
Yang menarik, Chunchu sendiri ternyata sudah tahu Daenambo (Ryu Sang-wook)-lah orang yang paling bertanggung jawab atas kematian ibunya. Begitu melihat kehadiran Daenambo, emosi Alcheon langsung meledak, keduanya nyaris saja terlibat perkelahian di tengah kota.
Namun sebelum semuanya terjadi, Chunchu muncul dan menyebut kalau dirinya sudah memaafkan Daenambo. Kemunculan Chunchu sontak langsung membuat penghuni istana gempar, terutama Putri Deokman yang sudah tidak sabar lagi melihat putra dari sang kakak.
Siapa sangka, Chunchu bersikap dingin dan secara terang-terangan menyatakan tidak butuh perhatian Putri Deokman. Dengan senyum penuh misteri, Chunchu secara tersirat menyatakan maksud dibalik kedatangannya kembali ke kerajaan Shilla.
Langkah pertama yang diambil sang pangeran sangat mengejutkan. Menolak pengawalan Alcheon, Chunchu malah lebih memilih didampingi Daenambo dan tidak menolak ketika Misaeng (Jung Woong-in) menyatakan siap menemani pemuda itu berkeliling Seorabol.
Setelah kondisinya pulih, Yushin dipanggil menghadap dewan pimpinan hwarang untuk secara resmi ditunjuk sebagai pungwolju. Siapa sangka, disana kubu Mishil yang diwakili oleh Seolwon (Jun Noh-min) mengeluarkan kartu as mereka yang langsung membuat Yushin terdiam.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 36

Tayang Rabu, 30 Desember 2009 pukul 17:00 WIB di Indosiar
Di depan rapat, Seolwon langsung menyinggung masalah pengungsi Gaya yang belakangan diketahui berada di tanah milik keluarga Yushin.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83660/the-great-queen-seon-deok-episode-36 [Edisi online: Rabu, 30 Desember 2009] — Yushin (Uhm Tae-woong) tidak berkutik ketika Seolwon (Jun Noh-min) menuding kalau gerakan separatis Bokyahwe telah kembali dimulai. Tudingan tersebut membuat Yushin tidak tahan lagi, namun ucapan sang hwarang malah membuat posisinya makin terpojok.
Saat bicara empat mata, Putri Deokman (Lee Yo-won) langsung membentak Mishil (Go Hyeon-jeong) dengan menyebut apa yang dilakukan kubu wanita itu terhadap Yushin adalah konspirasi terselubung. Mishil langsung tersenyum penuh kemenangan, dan langsung mengutarakan bahwa biarpun sang putri begitu mempercayai Yushin, namun asal-usulnya sebagai keturunan bangsa Gaya tidak bisa dilupakan begitu saja.
Begitu diberitahu kalau muncul keberatan yang diajukan kubu Mishil, Kim Seohyeon (Ju Sung-mo) memutuskan untuk menemui Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) demi menyampaikan isi hatinya. Ia tidak sadar bahwa diantara anak buah kepercayaannya, ada mata-mata Mishil.
Tidak cuma dipusingkan oleh masalah Yushin, kubu istana juga dibuat kebingungan oleh sikap Kim Chunchu (Yoo Seung-ho) yang sejak pulang ke Seorabol kerap keluar dari istana bersama Misaeng (Jung Woong-in). Kesamaan keduanya, termasuk soal menunggang kuda, membuat sang pangeran cepat akrab dengan adik Mishil tersebut.
Bahkan, dengan berani Misaeng membawa Chunchu ke sebuah tempat pelesiran dan menunjukkan satu-persatu gadis terbaik disana. Diam-diam, Misaeng punya rencana sendiri untuk menarik Chunchu menjadi bagian dari kubu Mishil.
Demi mendengar langsung penjelasan Yushin, Munno (Jung Ho-bin) memanggil hwarang tersebut. Ucapan Yushin yang menyebut kalau dirinya sengaja memberikan tanah milik keluarga demi tujuan yang lebih besar yaitu mengintegrasikan bangsa Gaya sebagai bagian dari Shilla sekaligus mewujudkan cita-cita penyatuan tiga kerajaan membuat sang penasehat terkejut, ia tidak menyangka tujuan Yushin begitu mulia.
Tidak mau menyerah begitu saja, Yushin balik menggertak dengan menyebut niat Mishil dan Seolwon untuk menjadikan Bojong (Baek Do-bin) sebagai pungwolju bakal ditentang banyak pihak. Siapa sangka, Seolwon mampu memberi bukti berupa pernyataan Yushin yang menyerahkan tanahnya pada bangsa Gaya. Rupanya, bukti tersebut dicuri oleh mata-mata kubu Mishil dari kediaman Kim Seohyeon.
Dalam posisi yang semakin sulit, Putri Deokman meminta Yushin untuk mengorbankan Seolji (Jung Ho-geun). Permintaan tersebut langsung ditolak, Yushin menyebut bahwa kubu Mishil tidak akan puas dan pasti bakal meminta korban baru. Ucapan itu membuat air mata Putri Deokman jatuh, itu berarti ia harus mengorbankan Yushin.
Di kediamannya saat dikunjungi oleh Bidam (Kim Nam-gil), Putri Deokman akhirnya mengaku sambil terisak bahwa ia sangat menyesal tidak bisa menunjukkan perasaan yang sesungguhnya pada Yushin. Di saat yang sama kepada Munno (Jung Ho-bin), Yushin menyebut bakal tetap menjalankan apa yang sudah direncanakannya.
Pertemuan dengan Yushin membuat Munno berpikir ulang tentang pandangannya terhadap Putri Deokman dan siapa pewaris cita-citanya untuk menyatukan tiga kerajaan. Saat berpapasan dengan Bidam, sang murid langsung menyatakan ketidakpuasannya dengan sang guru perihal peta tiga kerajaan yang disembunyikan, namun Munno hanya bicara singkat sebelum kemudian pergi.
Saat tengah membuntuti, Bidam melihat Misaeng tengah bersama Chunchu masuk ke sebuah tempat judi. Berhasil ikut menyelinap masuk, pria itu melihat bahwa dengan sengaja Misaeng membiarkan Chunchu terus menang judi.
Dengan isyarat, Bidam memberitahu Chunchu kalau dirinya sengaja dibiarkan menang. Namun Chunchu ternyata bukanlah pria bodoh, dengan senyum khasnya ia kembali membalas isyarat tersebut dengan mengatakan kalau dirinya sudah tahu semuanya.
Usaha kubu Mishil untuk menarik Yushin supaya bisa bergabung membuat Putri Deokman sedih, bahkan usaha Sohwa (Seo Young-hee) untuk menghibur gagal. Di luar kediaman sang putri, Yushin terus berdiri sambil memandang ke dalam dengan penuh kesedihan. Setelah berpikir matang, Yushin memutuskan untuk menemui Mishil.
Setelah malam tiba, Munno memasuki sebuah rumah yang ternyata ditempati oleh Yeomjong, orang yang selama ini membantunya menyusun peta tiga kerajaan. Pada pria yang juga lihai sebagai mata-mata itu, Munno menyampaikan niatnya untuk menyerahkan peta yang dibuat pada Yushin.
Ucapan tersebut didengar oleh Bidam, yang langsung terpukul karena sang guru melanggar janji yang diucapkannya bertahun-tahun lalu. Rupanya Munno punya pertimbangan sendiri, ia terkesan dengan ketulusan Yushin yang berani mengorbankan dirinya untuk tujuan yang lebih besar.
Mendengar kalau Yushin sempat lama menunggu di luar kediamannya, Putri Deokman memutuskan untuk menyusul pria itu. Apa yang dilihat selanjutnya sama sekali tidak terbayangkan, Yushin berlutut didepan Mishil dan menyatakan siap untuk takluk.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 37

Tayang Kamis, 31 Desember 2009 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Putri Deokman sangat terpukul saat mendengar Yushin telah setuju untuk menikah dengan Yeongmo putri Hajong.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83669/the-great-queen-seon-deok-episode-37 [Edisi online: Kamis, 31 Desember 2009] — Berusaha menutupi kegundahannya, Putri Deokman (Lee Yo-won) mendatangi kediaman Mishil (Go Hyeon-jeong) untuk memberi selamat atas rencana pernikahan Yushin (Uhm Tae-woong) dan Yeongmo (Qri). Namun, keduanya sama-sama tahu bahwa Yushin tidak akan semudah itu beralih ke kubu Mishil.
Di luar saat bertemu Yushin, Putri Deokman menyesalkan keputusan pria itu untuk merapat ke kubu Mishil demi menyelamatkan bangsa Gaya. Sang putri sangat terkejut saat mendengar bahwa tujuan Yushin adalah mengabdi untuk kerajaan Shilla sambil berharap sang putri kelak bisa menjadi penguasa yang jauh lebih baik dari para pendahulunya.
Di kediaman Bojong (Baek Do-bin), Misaeng (Jung Woong-in) dan Seolwon (Jun Noh-min) sibuk mendandani Borang (Park Eun-bin) sebelum gadis itu dipertemukan dengan Kim Chunchu (Yoo Seung-ho). Tujuannya hanya satu : memastikan sang pangeran tertarik dengan putri Bojong tersebut sehingga kelak sosoknya merapat ke kubu Mishil.
Konflik antara Munno (Jung Ho-bin) dan Bidam (Kim Nam-gil) kembali pecah saat sang murid mempertanyakan pilihan Munno untuk menyerahkan peta geografi tiga kerajaan pada Yushin. Dengan marah, Munno menyebut bahwa hal itu dilakukannya karena dirinya tidak mempercayai Bidam, yang dianggap sangat mirip Mishil.
Belum usai soal masalah Yushin yang bakal menikah dengan cucu Mishil, Putri Deokman dipusingkan oleh Chunchu yang kerap bermain-main dan menolak belajar saat dididik Alcheon (Lee Seung-hyo). Tahu kalau sang putri tengah bersedih, Sohwa (Seo Young-hee) berusaha menghibur dengan menunjukkan boneka yang mengingatkan keduanya akan kehidupan di gurun.
Geram karena sang guru dianggap telah bertindak tidak adil, Bidam mencegat Munno yang tengah membawa peta tiga kerajaan dan menantang pria itu untuk berduel. Pertarungan sempat berjalan seimbang…sampai Munno mengeluarkan jurus andalannya dan membuat Bidam keteteran.
Namun dari semak-semak, seorang pria bertopeng sukses meniupkan jarum beracun ke Munno, yang langsung ambruk. Sempat menyatakan penyesalannya karena gagal menjadi guru yang baik, Munno berpesan supaya Bidam mengikuti jejak Yushin dan mengabdi pada Putri Deokman. Tak lama kemudian, Munno menghembuskan napas terakhirnya.
Tingkah laku Chunchu yang membuat semua orang jengkel semakin menjadi-jadi, kali ini ia menghina Yushin saat pria itu tengah mengajarinya cara berduel dengan pedang. Dengan sengaja, Chunchu menyebut Yushin sebagai pria oportunis. Sikap sinis Chunchu malah membuat Yushin tersenyum, ia langsung teringat dengan pertemuan pertamanya dengan mendiang Putri Cheonmyeong.
Di tengah rapat membahas para hwarang, tiba-tiba Bidam muncul dengan pakaian rapi. Sambil membawa surat pengantar dari Munno, Bidam menyebut siap tinggal di Seorabol sebagai pewaris sang guru yang telah kembali ke Gunung Taebaek.
Setelah menyatakan kesiapannya menjadi hwarang, Bidam menjalankan niatnya yang lain : membantai Yeomjong, dalang dibalik meninggalnya sang guru. Namun pria itu ternyata cukup cerdik, ia mampu membuat Bidam mengurungkan niatnya.
Dibawah todongan pedang, Bidam meminta Yeomjong untuk menunjukkan dimana peta geografi tiga kerajaan disembunyikan. Namun begitu sampai disana, lembaran-lembaran peta tersebut ternyata telah digunakan sebagai mainan oleh seorang pemuda yang tidak asing lagi.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 38

Tayang Jumat, 1 Januari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83674/the-great-queen-seon-deok-episode-38 [Edisi online: Kamis, 31 Desember 2009] — Kesal dengan sikap Chunchu (Yoo Seung-ho) yang kekanak-kanakan, Bidam menggunakan sarung pedangnya untuk menghajar pemuda yang tidak tahu diri itu. Tidak hanya sampai disana, Bidam juga menyuruh Chunchu kembali menyusun lembaran kertas yang telah disobeknya.
Sempat keluar ruangan bersama Yeomjong untuk mencari tahu alasan keberadaan Chunchu, Bidam kembali dibuat kesal karena saat kembali, pemuda itu tengah tertidur. Tiba-tiba Bidam tersadar sesuatu : Chunchu mampu mengingat halaman buku yang disobek dan menyusunnya sesuai dengan urutan. Dari situ ia sadar kalau Chunchu bukan pemuda biasa.
Hal terakhir yang harus diselesaikan oleh Bidam adalah membunuh Yeomjong, otak dibalik kematian Munno. Namun di tempat sepi, Yeomjong malah tertawa dan menyebut kalau dirinya dan Bidam sama-sama bertanggung jawab. Meski kesal, Bidam sadar kalau ucapan tersebut benar adanya.
Usai melampiaskan kekesalannya dengan memukul Yeomjong habis-habisan, Bidam mulai tergoda ketika pria itu berjanji bakal menggunakan kumpulan mata-mata miliknya untuk memenuhi ambisi putra Mishil tersebut. Sebagai tanda mata, Bidam menggores wajah Yeomjong sambil mengancam supaya tidak berani menentangnya.
Setelah pelantikan Yushin (Uhm Tae-woong) sebagai pungwolju, Putri Deokman (Lee Yo-won) mulai mencari tahu alasan kenapa kerajaan Shilla yang teritorinya luas belum bisa makmur. Dari penuturan Yongchun (Do Yi-sung), baru ketahuan kalau selama ini lahan tidak pernah dikelola dengan baik karena kualitas alat pertanian yang buruk.
Masalah pangan mulai mencuat ketika harga-harga merangkak naik, bahkan sempat terjadi kemelut di pasar yang berakibat terbunuhnya seorang pedagang. Bersama para bawahannya, Putri Deokman memutuskan untuk mengecek keadaan pasar. Terjadi keanehan : meski mempunyai stok barang, para pedagang menolak menjual bahan pangan milik mereka.
Mengikuti gerakan beberapa pedagang, Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) melihat kereta berisi bahan pangan masuk ke rumah milik Seolwon (Jun Noh-min) dan Bojong (Baek Do-bin). Hal yang sama ternyata juga dilakukan oleh Hajong (Kim Jung-hyun), yang membeli bahan makanan dalam jumlah besar.
Jukbang langsung melaporkan apa yang ditemuinya dan Putri Deokman berhasil mengambil kesimpulan : para bangsawan sengaja menimbun barang hingga harga tinggi sebelum kemudian kembali dijual alias bermain spekulasi. Sayangnya ketika dilaporkan ke Raja Jinpyeong (Jo Min-ki), sang raja tidak bisa berbuat banyak karena praktek tersebut telah berlangsung puluhan tahun.
Terus-menerus kabur dari pelajaran dan kerap kedapatan tengah bersenang-senang di kediaman Borang (Park Eun-bin), Chunchu akhirnya kena batunya. Oleh Yushin, seorang guru baru ditempatkan untuk mendidik sang pangeran : Bidam.
Berusaha mendapat pemecahan yang memuaskan, Putri Deokman mendatangi kediaman Mishil (Go Hyeon-jeong). Seperti yang telah diduga, Mishil mampu melontarkan pertanyaan yang membuat Putri Deokman harus berpikir keras. Sambil berdiskusi dengan Yushin, Putri Deokman akhirnya mulai mengerti bahwa tujuan lain dari permainan spekulasi yang dilakukan para bangsawan adalah demi mempengaruhi sentimen publik terhadap raja.
Bukan Putri Deokman namanya kalau tidak memikirkan penyelesaian masalah, apalagi dirinya sempat cukup lama hidup di lingkungan kaum pedagang. Atas ijin Raja Jinpyeong, Putri Deokman berhasil menggunakan persediaan pangan istana untuk menghadapi permainan spekulasi para bangsawan.
Begitu tahu langkah Putri Deokman, kubu Mishil sangat terkejut. Yang jadi korban adalah para bawahannya yang tidak mempunyai persediaan dana yang kuat, mereka mulai menjual beras yang ditimbun hingga otomatis harga di pasar jatuh.
Rapat kabinet langsung digelar, dengan terang-terangan Sejong (Dok Go-young) menyatakan keberatan atas keberanian Putri Deokman menggunakan persediaan pangan kerajaan untuk ikut bermain spekulasi. Namun, sang putri hanya tersenyum sambil menyebut kalau dirinya punya cara untuk bisa mendapatkan kembali stok yang dijual.
Mishil yang mulai mengerti akan langkah Putri Deokman menyatakan kalau sang rival tidak akan bisa bertahan lama. Bisa dibayangkan, bagaimana reaksi Mishil dan Sejong saat tahu Putri Deokman berniat menjual semua persediaan pangan istana…termasuk stok yang biasa digunakan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi perang.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 39

Tayang Senin, 4 Januari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Dengan jitu, Putri Deokman menggunakan sifat dasar manusia yang ingin menyelamatkan diri sendiri untuk membalas strategi Mishil.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83680/the-great-queen-seon-deok-episode-39 [Edisi online: Kamis, 31 Desember 2009] — Seperti yang diduga, keadaan pasar menjadi kacau dan harga pangan mulai anjlok. Keadaan tersebut diamati dengan cermat oleh Yeomjong, yang atas perintah Bidam (Kim Nam-gil) diminta untuk mulai membeli secara besar-besaran begitu harga mencapai jumlah sepuluh nyang.
Perdebatan antara Putri Deokman (Lee Yo-won) dan Mishil (Go Hyeon-jeong) kembali memanas. Menyebut bahwa kaum bangsawan adalah pilar bagi Shilla, Mishil terkejut saat mendengar ucapan sang putri bahwa meski kepintaran dan strateginya tidak terkalahkan, kehadiran Mishil ternyata tidak mampu membuat Shilla sepeninggal mendiang Raja Jinheung menjadi lebih maju.
Sambil mengamati gerakan Yeomjong, yang terus memuji kecekatan Putri Deokman dalam berdagang, Kim Chunchu (Yoo Seung-ho) mulai menanyakan soal peta Tiga Kerajaan. Namun, wajah sang pangeran langsung berubah ketakutan begitu melihat kemunculan Bidam.
Rapat kabinet akhirnya digelar demi menegur Putri Deokman yang dianggap telah lancang menggunakan persediaan pangan prajurit. Namun, dengan jitu Putri Deokman mampu membeberkan bukti-bukti yang membuat kubu Mishil mati kutu. Bahkan, nyaris saja terjadi baku pukul antara Hajong (Kim Jung-hyun) dan Yongchun (Do Yi-sung).
Meski sudah memenangkan duel strategi dengan Mishil, Putri Deokman ternyata tidak langsung puas dan kembali menenggelamkan diri di tumpukan buku-buku perpustakaan istana. Di saat yang sama, ucapan sang putri terus terngiang-ngiang di telinga Mishil. Paginya, Mishil langsung menuju perpustakaan dan sedikit terkejut melihat Putri Deokman tertidur disana.
Putri Deokman langsung terbangun akibat keributan yang ditimbulkan oleh kemunculan Bidam dan Chunchu. Gadis itu sempat terdiam ketika Mishil berbicara soal kedekatan Chunchu dan Misaeng (Jung Woong-in), namun wajahnya kembali berseri ketika Bidam menyebut bahwa putra mendiang Putri Cheonmyeong itu ikut membantu saat pembelian bahan pangan di pasar.
Tak lama setelah Putri Deokman mendapat ijin untuk menggunakan logam terbaik kerajaan demi memperbaiki kualitas alat pertanian, terjadi pemberontakan di benteng Angang yang merupakan kekuasaan Sejong (Dok Go-young). Rupanya, semua berawal ketika petani mengalami gagal panen akibat hama. Di tengah penderitaan tersebut, tuan tanah dan pemerintah setempat menolak untuk menurunkan pajak.
Sadar kalau situasi tersebut disengaja, Putri Deokman mengajak Sejong dan Hajong untuk bicara mengenai situasi di benteng Angang. Namun, dengan licik keduanya mengajukan usul supaya pajak terhadap mereka dihilangkan demi menyelamatkan rakyat di benteng Angang.
Demi menyelesaikan masalah, Putri Deokman bertekad untuk datang sendiri ke benteng Angang dan menemui pimpinan pemberontak yang menahan pimpinan benteng Angang. Tindakan sang putri tidak cuma membuat bawahannya kelabakan, namun juga membuat Mishil kaget.
Dengan bantuan Yushin (Uhm Tae-woong), Putri Deokman berhasil menemui perwakilan rakyat benteng Angang yang dipimpin oleh seorang pria berusia lanjut. Dari pria tersebut, Putri Deokman diberitahu bahwa tindakan semena-mena penguasa-lah yang membuat rakyat nekat memberontak.
Tidak cuma bakal mengembalikan hasil panen yang biasanya dibayarkan ke pemerintah, Putri Deokman juga menjanjikan alat-alat pertanian berkualitas bagi para penduduk ditambah kesempatan untuk lepas dari perbudakan yang selama ini menghantui.
Sayangnya kepercayaan yang diberikan pada sang putri disia-siakan, para penduduk benteng Angang malah melarikan diri sambil membawa semua barang-barang mereka dan alat pertanian pemberian kerajaan. Kegagalan tersebut membuat Mishil tertawa terbahak-bahak. Di kesempatan terpisah, ia menegur Putri Deokman yang dianggap terlalu naif.
Sindiran Mishil tidak membuat Putri Deokman marah, sambil tersenyum ia malah menyebut bahwa itulah alasan kenapa Mishil tidak bisa memajukan Shilla : karena wanita itu tidak mempunyai kapasitas sebagai pemimpin pemerintahan. Ucapan pedas tersebut kontan membuat tubuh Mishil bergetar hebat.
Dibalik ketegasannya, Putri Deokman ternyata menyembunyikan kegeramannya karena telah ditipu oleh para penduduk benteng Angang. Meski dengan berat hati, sang putri akhirnya mengambil langkah drastis : mengeksekusi dua pimpinan rakyat yang melarikan diri dengan tangannya sendiri.
Lee Yo Won Pemeran Ratu Seon Deok
Kim Nam Gil Pemeran Bi Dam
Credits & Thanks to:
  • Puji Syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • http://www.hancinema.net/korean_drama_Queen_Seon-deok.php
  • http://www.indosiar.com/ 
  • http://pangeran229.wordpress.com/

THE GREAT QUEEN SEONDEOK – SINOPSIS EPISODE TERAKHIR (Ep. 60, 61, 62)

http://wp.me/pevle-uv
Label Rating : Remaja (R), Bimbingan Orang Tua (BO)
the great queen seon deok | drama saeguk korea | sinopsis episode terakhir | episode 60, 61, 62 | last episode | ending | sinetron indosiar | mbc | rating | pemain the great queen seondeok | Lee Yo-won | Yoo Seung-ho| Kim Nam-gil | Uhm Tae-woong | Nam Ji Hyun

The Great Queen Seon Deok Tamat, Pemirsa Masih Belum Puas

Seperti dikutip dari http://www.indosiar.com/gossip/83606/the-great-queen-seon-deok-tamat-pemirsa-masih-belum-puas [Edisi online: Senin, 28 Desember 2009] — Drama populer Korea The Great Queen Seon-deok dan juga drama rivalnya Angel’s Temptation akhirnya usai tayangnya di negeri asalnya, Korea Selatan. Khusus The Great Queen Seon-deok mengakhirinya dengan episode ke-62 yang memperoleh rating 35,7%. Walau rating tersebut tinggi, namun berakhirnya drama tersebut disikapi oleh reaksi bermacam-macam. salah satunya ketidakpuasan.
Ketidakpuasan itu mungkin karena kisah episode terakhir The Queen Seon-deok berakhir seperti terasa menggantung. Perasaan itulah juga dirasakan oleh bintang drama ini aktris Lee Yo-won yang memerankan karakter utama Ratu Seon-deok. Menurutnya, kisah drama ini seperti belum selesai dan juga Yo-won merasa masih banyak kekurangan dari perannya.
Walaupun begitu Lee Yo-won merasa telah belajar banyak dari membintangi drama ini sekalipun harus menempuh waktu syuting panjang selama 11 bulan dan melalui banyak kesulitan. Bahkan iapun belum kapok bermain drama panjang lagi, hanya saja kali ini ia ingin drama tersebut berseting di masa depan yang futuristik.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 60

Tayang Rabu, 3 Februari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Di istana, permintaan agar Ratu Seon Deok mengungsi dari Seorabol ditentang habis-habisan oleh Yongchun dan Kim Seohyeon.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84266/the-great-queen-seon-deok-episode-60 [Edisi online: Rabu, 3 Februari 2010]Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) ternyata punya rencana sendiri, ia memutuskan untuk bertahan dan mengirim Chunchu (Yoo Seung-ho) ke tempat persembunyian. Keputusan itu ditentang oleh Chunchu, namun Ratu Seon Deok langsung menenangkan dengan mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan Bidam (Kim Nam-gil) berkuasa.
Begitu keputusan tersebut disampaikan ke Bidam, pria itu masih berusaha mengubah pendirian Ratu Seon Deok. Begitu sang ratu menolak, Bidam merasa sakit hati karena tahu dirinya sudah tidak lagi mempercayainya. Setelah Bidam melangkah pergi, Ratu Seon Deok langsung teringat dengan momen-momen yang terjadi antara dirinya dengan Bidam, termasuk ketika sang orang kepercayaan memeluknya erat-erat.
Setelah mendapat laporan dari Godo (Ryu Dam), yang terluka, Yushin (Uhm Tae-woong) langsung mengumpulkan para jendral untuk membahas soal pasukan berkuda Baekje yang kecepatannya di luar perkiraan. Curiga kalau pasukannya telah ditipu, Yushin bersiasat untuk menggiring pasukan Baekje melewati medan berlumpur. Saat tengah digiring untuk menuju tempat yang telah ditentukan, Yushin mendapat laporan kalau pasukan Baekje mendadak mundur.
Tak berapa lama, dari arah belakang pasukan yang sama tiba-tiba muncul sehingga membuat tentara Shilla kocar-kacir. Kejadian tersebut membuat mata Yushin terbuka bahwa selama ini pasukan Baekje ternyata bukan hantu seperti yang diduga melainkan karena mereka memiliki dua unit yang berseragam identik. Sambil tersenyum, Yushin langsung memerintahkan Wolya (Joo Sang-wook) untuk mempersiapkan pasukan demi melakukan strategi balasan.
Ratu Seon Deok akhirnya bicara terus-terang kepada Bidam tentang kesepian yang dirasakannya sejak memutuskan untuk kembali ke istana, mulai dari tidak punya nama (gelar Ratu Seon Deok, dan para raja-raja sebelumnya, diberikan setelah yang bersangkutan wafat) hingga tidak bisa bersikap sebagaimana layaknya manusia biasa. Sambil berbicara, Ratu Seon Deok terus meneteskan air mata.
Dengan wajah sendu, Ratu Seon Deok meminta Bidam, orang terakhir yang memperlakukan dirinya sebagai wanita normal, untuk selalu berada di sisinya. Begitu dipeluk, kali ini Ratu Seon Deok tidak lagi menahan diri dan langsung membalas pelukan Bidam.
Keesokan harinya, keputusan besar diambil Ratu Seon Deok. Di hadapan para pejabat, ia mengumumkan pencopotan jabatan Kim Yongchun (Do Yi-sung) dan mengalihkan posisi perdana menteri kepada Bidam. Sudah tentu keputusan tersebut langsung ditentang Chunchu, namun seperti biasa, Ratu Seon Deok ternyata punya rencana sendiri yang sulit ditebak.
Posisi prajurit Shilla semakin genting, tentara Baekje pimpinan Gyebaek yang sudah merasa di atas angin langsung memutuskan untuk menghabisi sang musuh dengan menyerang tenda. Gyebaek tidak sadar kalau dirinya sudah masuk ke perangkap Yushin.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 61

Tayang Kamis, 4 Februari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Gyebaek ketika mendapati pasukan Baekje pimpinannya telah masuk perangkap Jendral Kim Yushin.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84296/the-great-queen-seon-deok-episode-61 [Edisi online: Kamis, 4 Februari 2010] Penyergapan yang dilakukan Yushin (Uhm Tae-woong) berlangsung serentak alias ditujukan pada kedua pasukan berkuda Baekje. Bahkan dengan teknologi yang baru, busur panah Shilla mampu menjangkau jarak yang lebih jauh. Di medan pertempuran, duel antara Yushin dan Gyabaek tidak bisa dihindari lagi.
Di istana, Bidam (Kim Nam-gil) gembira setelah diangkat sebagai perdana menteri. Untuk membuktikan pengabdiannya yang ikhlas kepada Ratu Seon Deok (Lee Yo-won), Bidam membuat surat perjanjian yang menyebut bakal meninggalkan Shilla dan menjadi pertapa bila sang ratu lebih dulu mangkat. Sambil tersenyum lebar, Bidam mengaku sangat lega karena sudah tahu apa yang membuat Ratu Seon Deok menjauhinya.
Sama-sama kuat, pertarungan antara Yushin dan Gyebaek berlangsung seimbang. Namun pelan-pelan, pasukan Shilla mulai diatas angin sehingga Gyebaek terpaksa memerintahkan anak buahnya untuk mundur. Kabar tersebut terdengar hingga Seorabol, dimana Bidam dengan jitu telah menyiapkan strategi untuk mengakhiri perang antara dua negara.
Kemenangan Yushin dan Wolya (Joo Sang-wook) disambut gembira oleh Ratu Seon Deok, yang langsung memerintahkan keduanya untuk mulai mengembangkan senjata. Perang dengan Baekje membuat sang ratu sadar kalau keputusannya untuk memprioritaskan besi sebagai alat pertanian dan bukan senjata adalah kekeliruan besar.
Dengan tegas, Ratu Seon Deok memutuskan agar pasukan yang sebelumnya dikomandoi Bidam diserahkan sepenuhnya di bawah kendali dewan pimpinan Yushin. Keputusan tersebut sempat ditentang, namun siapa sangka Bidam sendiri yang justru membela keputusan Ratu Seon Deok. Kejutan masih belum selesai, sang ratu juga menyebut bakal segera menikah… dengan Bidam.
Kedua kubu langsung bereaksi keras, Chunchu (Yoo Seung-ho) mulai kuatir dengan strategi sang bibi yang dianggap berpotensi membawa kekacauan. Sementara di tempat lain, kubu Bidam pimpinan Misaeng (Jung Woong-in) bersikap hati-hati karena mereka sadar betul hampir semua keputusan Ratu Seon Deok diambil dengan rencana matang.
Satu-satunya orang yang memberi selamat dengan tulus adalah Yushin, yang menyebut kehadiran Bidam setidaknya bisa membuat Ratu Seon Deok tidak kesepian lagi. Bahkan saat berpapasan dengan Bidam, yang telah berulang kali berusaha mencelakainya, Yushin mampu mengucapkan kata selamat tanpa maksud buruk sedikitpun.
Perubahan sifat Bidam akibat perlakuan Ratu Seon Deok membuat pria itu mengambil keputusan berani : menyerahkan peta geografi Tiga Kerajaan yang disusun mendiang Munno kepada Yushin. Bidam tidak sadar bahwa niatnya untuk berubah bakal mendapat hambatan besar terutama dari Yeomjong dan orang-orang yang berpihak pada dirinya.
Begitu bertemu dengan Ratu Seon Deok, Chunchu menyuarakan kekuatiran kalau Bidam akan ingkar janji. Untuk menentramkan hati sang keponakan, Ratu Seon Deok menunjukkan surat yang telah dibuat Bidam ditambah titah resmi darinya yang mirip dengan apa yang pernah dilakukan Raja Jinheung terhadap Mishil puluhan tahun sebelumnya.
Yeomjong yang panik langsung menggeledah kamar Bidam, dan menemukan surat perjanjian rahasia pria itu dengan Ratu Seon Deok. Dengan cepat, ia mengumpulkan para bangsawan yang berpihak pada Bidam demi mencegah sang majikan menjalankan niatnya. Sesuai kesepakatan bersama, Misaeng dan Yeomjong mulai menyiapkan strategi.
Hubungan Bidam dan Ratu Seon Deok semakin dekat. Menjelang rencana pernikahan mereka yang semakin dekat, Bidam tidak malu-malu lagi menunjukkan perhatiannya pada sang wanita yang dicintai. Dengan lembut, pria itu menarik tangan sang ratu dan menyuruhnya beristirahat.
Menaruh telapak tangannya di dada Ratu Seon Deok, Bidam tersenyum lembut dan mengatakan tidak akan beranjak hingga sang ratu tertidur pulas. Mendapat perhatian dari seorang pria setelah sekian lama membentengi diri, Ratu Seon Deok semakin terlena dan jatuh cinta pada Bidam.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 62

Tayang Jumat, 5 Februari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Kedatangan utusan dari kerajaan Tang digunakan oleh anak buah Bidam untuk menekan pimpinannya.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84325/the-great-queen-seon-deok-episode-62 [Edisi online: Jumat, 5 Februari 2010] — Dengan kemampuan diplomasinya, Misaeng (Jung Woong-in) berhasil mempengaruhi utusan Tang untuk menekan Ratu Seon Deok (Lee Yo-won). Langsung tersenyum licik karena rencananya berjalan mulus, Misaeng diberitahu Yeomjong untuk mau menggunakan oseon alias kipas bulu untuk menyampaikan pesan rahasia.
Kedatangan utusan Tang langsung disambut dengan gembira oleh Ratu Seon Deok, namun semua berubah ketika sang utusan malah menyindir kerajaan Shilla yang dipimpin oleh seorang wanita. Tidak mau kalah gertak, Ratu Seon Deok dengan tegas menyuruh para utusan untuk ditahan. Tidak cuma itu, ia juga menyatakan siap memutuskan hubungan dengan kerajaan Tang.
Keputusan tersebut tidak hanya mengejutkan utusan Tang, namun juga Misaeng. Dengan wajah pucat, ia langsung berembuk dengan rekan-rekannya untuk mencari cara menghubungi sang utusan yang ditahan. Sayang, usaha mereka terbentur oleh satu orang : Alcheon (Lee Seung-hyo), yang ditugaskan untuk menjaga tahanan dengan ketat.
Ratu Seon Seok ternyata memiliki segudang strategi, dengan sengaja ia membiarkan para penjaga disogok untuk mengetahui siapa dalang dibalik semua kejadian. Strateginya berhasil, utusan Tang menyerahkan pesan rahasia yang disimpan dalam oseon (kipas bulu) untuk disampaikan ke kubu Bidam.
Kipas bulu tersebut nyatanya diserahkan oleh penjaga yang disogok ke Ratu Seon Deok. Mulai memikirkan strategi apa yang tengah dilancarkan oleh musuh, sang ratu diberitahu Chunchu (Yoo Seung-ho) akan strategi kipas bulu yang pernah dipelajarinya saat berada di pengasingan. Dugaannya tepat, kipas tersebut menyimpan pesan rahasia…yang ditujukan pada Bidam (Kim Nam-gil).
Chunchu sangat marah begitu membaca isi pesan utusan Tang, ia meminta Ratu Seon Deok untuk menghukum Bidam seberat-beratnya karena berniat melakukan pemberontakan. Melihat sang ratu ragu-ragu, Chunchu tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dan langsung keluar ruangan tanpa bicara lagi.
Di kediamannya, Bidam langsung termenung begitu tahu para pengikutnya sangat berambisi menjadikan dirinya sebagai raja. Bernia untuk menjelaskan semuanya, Bidam mendatangi istana Ratu Seon Deok namun kehadirannya ditolak. Untuk mencegah masalah semakin rumit, ia ganti mengunjungi tempat dimana utusan Tang ditahan. Bisa dibayangkan, bagaimana terkejutnya Bidam saat tahu kipas bulu berisi pesan rahasia sudah jatuh ke tangan Ratu.
Fakta tersebut membuat Bidam lemas, ia langsung teringat akan apa yang pernah dilakukan gurunya Munno yang mengacuhkannya setelah membuat kesalahan besar. Namun ia tetap ngotot ingin membuktikan dirinya tidak bersalah, dan kembali hadir di istana Ratu Seon Deok. Suasana sempat berlangsung canggung, karena di tempat itu ternyata sudah ada Chunchu, Yushin (Uhm Tae-woong), dan Alcheon.
Dengan jujur, Bidam mengaku kalau pesan rahasia di kipas utusan Tang tidak ada hubungan dengan dirinya. Sudah tentu, ucapannya langsung disambut oleh rasa tidak percaya. Secara mengejutkan, hanya satu suara yang menyatakan percaya : Ratu Seon Deok. Dengan gembira, Bidam menyebut dirinya akan mengatasi ‘pemberontakan’ yang dilakukan para anak buahnya.
Begitu keluar, Bidam langsung disambut Misaeng, Hajong (Kim Jung-hyun), dan Bojong (Baek Do-bin) dengan tatapan curiga. Begitu menggelar rapat di kediamannya, Bidam pura-pura mengaku kalau Ratu Seon Deok belum mengetahui isi pesan rahasia, dan mengancam bakal membunuh siapapun yang berani bertindak di luar perintahnya.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 63

Tayang Senin, 8 Februari 2010 pukul 16:30 WIB Indosiar
Bidam keluar dari kediaman Ratu Seon Deok sambil tersenyum lega, ia sangat bahagia saat tahu sang ratu masih mempercayai ucapannya.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84359/the-great-queen-seon-deok-episode-63 [Edisi online: Sabtu, 6 Februari 2010] — Begitu keluar, Bidam (Kim Nam-gil) langsung disambut Misaeng (Jung Woong-in), Hajong (Kim Jung-hyun), dan Bojong (Baek Do-bin) dengan tatapan curiga. Begitu menggelar rapat di kediamannya, Bidam pura-pura mengaku kalau Ratu Seon Deok belum mengetahui isi pesan rahasia, dan mengancam bakal membunuh siapapun yang berani bertindak di luar perintahnya.
Meski Bidam mengaku masih tetap memiliki ambisi yang sama, ucapan tersebut tidak dipercaya begitu saja oleh anak buahnya. Begitu sang perdana menteri mengutus 10 prajurit untuk misi rahasia, 7 diantaranya ternyata berpihak pada Yeomjong. Begitu diberitahu, Bidam hanya tersenyum karena itu merupakan bagian dari strategi untuk mengetahui siapa yang setia padanya.
Oleh Santak, Bidam diberitahu bahwa Yeomjong tengah melakukan perekrutan untuk pekerjaan tambang secara besar-besaran. Sempat tersenyum, wajah Bidam langsung berubah panik karena tahu ada sesuatu yang tidak beres. Rupanya tanpa sepengetahuan Bidam, Yeomjong dan antek-anteknya tengah mengumpulkan pasukan yang bakal dilatih secara rahasia.
Kecurigaan juga dirasakan oleh Yushin (Uhm Tae-woong), yang langsung mengutus anak buahnya untuk mengikuti gerak-gerik Yeomjong. Meski gagal, keduanya berhasil mendapatkan fakta menarik : beberapa pembunuh bayaran yang ditugaskan menyerang ternyata merupakan anggota dari biro yang sebelumnya dipimpin Bidam.
Meski berusaha menutupi perbuatan anak buahnya, Bidam ditemani Santak berusaha mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Begitu tahu kalau para bawahannya diam-diam menggalang kekuatan, Bidam akhirnya mendatangi Yushin untuk meminjam pasukan dalam jumlah ribuan. Meski sempat heran, Yushin akhirnya menyetujui permintaan Bidam.
Namun belum sempat bertindak, keesokan harinya sebuah kejadian besar membuat rakyat Shilla gempar. Keruan saja, Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) langsung mengumpulkan para bangsawan untuk mencari tahu kejadian apa yang bisa membuat Shilla begitu gempar. Bisa ditebak, kejadian tersebut membuat posisi Bidam semakin terdesak dan jurang antara dirinya dan sang ratu semakin lebar.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 64

Tayang Selasa, 9 Februari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Secara tersirat, surat yang diterima kabinet menyebut bahwa Bidam-lah yang kelak bakal menjadi penguasa Shilla.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84386/the-great-queen-seon-deok-episode-64 [Edisi online: Senin, 8 Februari 2010]Isi surat yang menyatakan Bidam (Kim Nam-gil) bakal menjadi penguasa membuat Chunchu (Yoo Seung-ho) marah, ia langsung mengutus pasukan pimpinan Seolji (Jung Ho-geun) untuk menyelidiki bahtera misterius yang muncul di perairan Shilla dan menemukan dalang dibalik semua kejadian.
Tekanan untuk menurunkan Bidam semakin kuat, namun Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) sadar bahwa bukan sang perdana menteri yang menjadi dalang atas bahtera misterius dan surat bernada provokasi. Pasalnya sang ratu sadar, surat tersebut hanya membuat posisi Bidam semakin terjepit dan sama sekali tidak menguntungkan.
Di kediamannya, Bidam langsung memarahi seluruh pengikutnya yang telah lancang. Namun, ucapannya malah dibantah oleh satu-persatu mulai dari Jujin, Yeomjong, hingga Misaeng (Jung Woong-in), yang mengaku bahwa apa yang dilakukan adalah untuk memastikan Bidam tidak melenceng dari tujuan awal.
Kehabisan akal, Bidam meminta waktu untuk bertemu Ratu Seon Deok. Awalnya penjaga pintu tidak mengijinkan, untungnya muncul Alcheon (Lee Seung-hyo) yang langsung membantu. Di dalam ruangan, Ratu Seon Deok menyebut bahwa meski tahu kalau Bidam bukan dalang dibalik semua kejadian, namun pria itu dianggap sulit mengatur pengikutnya. Obrolan terhenti ketika sang ratu tiba-tiba merasakan nyeri di dada, wajah Bidam langsung berubah kuatir karena tahu ada yang tidak beres.
Chunchu ternyata benar-benar serius menyelidiki semuanya, ia berhasil menemukan siapa yang membuat bahtera misterius. Yeomjong yang ketar-ketir langsung memerintahkan supaya para pembuat perahu dibunuh. Salah seorang diantaranya berhasil lolos, sehingga pria licik itu langsung mengerahkan pasukan panah. Suasana semakin panas ketika salah satu anak panah mengenai Chunchu.
Kejadian tersebut keruan saja membuat Ratu Seon Deok murka, ia sadar bahwa dalang dibalik peristiwa pemanahan tidak hanya berniat menghabisi pembuat perahu melainkan juga Chunchu. Langsung mengumpulkan para pejabat, ia memerintahkan supaya dalang pemanahan diusut tuntas dan diberi hukuman berat sebagai contoh bagi mereka yang berani menyerang keluarga kerajaan.
Tidak puas dengan tindakan Ratu Seon Deok, Chunchu memutuskan untuk mendatangi Bidam. Keduanya terlibat percakapan serius, Chunchu dengan sengaja mengintimidasi Bidam dengan menyebut bahwa meski orang melihat dirinya lemah, sang pangeran selalu menuntaskan masalah sekecil apapun…termasuk menghabisi Daenambo yang telah menghilang sejak pemberontakan Mishil.
Sebelum pergi, Chunchu membenarkan ucapan Bidam kalau dirinya sempat takut pada sang perdana menteri. Namun, semua itu adalah masa lalu, saat tindakan Bidam masih belum bisa diprediksi. Ucapan terakhir Chunchu, yang menyebut bahwa Ratu Seon Deok sebenarnya tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadap Bidam, langsung memukul mental pria itu.
Saat berjalan kembali ke kediamannya, dalam hatinya Chunchu bergumam bahwa ia tahu betul betapa besarnya cinta dan pengabdian Bidam kepada Ratu Seon Deok. Namun, di sisi lain ia juga tahu bahwa kehadiran Bidam dan pengikutnya akan menghambat cita-cita menyatukan Tiga Kerajaan.
Penyelidikan yang sudah berlangsung membuat Yeomjong ketar-ketir, ia langsung meminta para pengikut Bidam yang lain untuk menggerakkan pasukan. Saat mereka terlihat ogah-ogahan, Yeomjong ternyata telah mengantisipasi semuanya sehingga Misaeng, Bojong (Baek Do-bin), Hajong (Kim Jung-hyun) dan yang lain tidak punya pilihan.
Sadar kalau Bidam sudah tidak bisa lagi mengendalikan para pengikutnya, Ratu Seon Deok meminta pria yang dicintainya itu untuk pergi ke tempat yang jauh. Berjanji bakal memanggil kembali setelah semua masalah selesai, Ratu Seon Deok menyerahkan cincinnya pada Bidam sebelum berpisah.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 65

Tayang Rabu, 10 Februari 2010 pukul 16:30 WIB di  Indosiar
Tidak sadar kalau dirinya dijebak, Bidam mengira orang yang menyerangnya adalah suruhan Ratu Seon Deok.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84421/the-great-queen-seon-deok-episode-65 [Edisi online: Selasa, 9 Februari 2010]Meski sudah ditodong oleh sebilah pedang, Yeomjong tertawa terbahak-bahak. Menyebut bahwa Bidam (Kim Nam-gil) sudah tidak punya tempat lagi karena Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) dan para prajurit Shilla telah memburunya, satu-satunya opsi pria itu adalah berkumpul kembali dengan para pengikutnya.
Di tengah provokasi Yeomjong, Bidam terus berjalan dengan terhuyung-huyung, ia masih belum bisa menerima kalau Ratu Seon Deok yang begitu dipercayai dan dicintainya telah mengingkari kesepakatan. Sambil menggenggam cincin yang pernah diberikan sang ratu, Bidam tidak sadar bahwa di saat yang bersamaan, Ratu Seon Deok mengirim Jukbang (Lee Moon-shik) untuk memberikan sebuah surat pada pria itu.
Strategi Yeomjong sukses, Bidam akhirnya memutuskan untuk kembali memimpin para pengikutnya. Berbeda dengan dugaan, Bidam memutuskan untuk menggunakan strategi jitu : tetap berada di Seorabol dan merebut pengaruh para bangsawan dan rakyat. Tujuannya cuma satu : mendongkel Ratu Seon Deok dan menguasai tahta Shilla.
Begitu tahu kalau pasukan pemberontak, tanpa tahu pemimpinnya adalah Bidam, bergerak tidak seperti yang diperkirakan, Yushin (Uhm Tae-woong) dan Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) mengambil kesimpulan yang mengejutkan : mereka bergerak menuju Seorabol. Dengan cepat, Yushin memimpin pasukan sebanyak dua ribu orang untuk menghadapi para pemberontak.
Mampu membaca strategi lawan, Bidam langsung memerintahkan Hojae (Go Yoon-ho) untuk menyerang pasukan Yushin dan siap mundur bila diperintahkan. Ternyata tujuannya cuma satu : menguasai benteng yang ditinggalkan pasukan Yushin, yang terkonsentrasi pada pertempuran.
Wajah Ratu Seon Deok langsung berubah pucat saat tahu musuhnya menggelar strategi yang begitu lihai, dimana ada dua kekuatan yang saling bertentangan di Seorabol. Kini posisi dua kubu yang saling berhadapan hanya sekitar 15 menit perjalanan, dan apabila Ratu Seon Deok mengerahkan pasukan, perang saudara tidak bisa dihindari lagi.
Sambil tersenyum penuh kemenangan, Bidam masuk ke dalam benteng yang berhasil dikuasainya untuk menggelar strategi selanjutnya. Oleh Misaeng (Jung Woong-in), disarankan agar mereka menyebar desas-desus yang bertujuan untuk membuat rakyat mempertanyakan kekuasaan Ratu Seon Deok. Di istana, Chunchu (Yoo Seung-ho) langsung bisa menebak bahwa Bidam-lah yang memimpin pasukan pemberontak.
Dengan jabatan sebagai perdana menteri ditambah dukungan dari para anggota kongres yang memihak pada dirinya, Bidam menggelar rapat yang menyatakan mosi tidak percaya pada pemerintahan Ratu Seon Deok. Kali ni sang ratu tidak bisa menahan kesabaran lagi, ia memutuskan untuk menghadapi aksi Bidam dengan tegas.
Dibantu oleh Santak (Kang Sung-pil), Jukbang nekat menemui Bidam untuk memberikan surat dari Ratu Seon Deok karena heran melihat perubahan sikap sang perdana menteri. Begitu membaca isi surat, Bidam langsung marah besar karena mengira kehadiran Jukbang adalah bagian dari strategi Chunchu. Namun begitu melihat raut wajah sang penasehat ratu, Bidam mulai ragu-ragu.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 66

Tayang Kamis, 11 Februari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Curiga kalau ada sesuatu yang tidak beres, Bidam mengutus Santak untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84422/the-great-queen-seon-deok-episode-66 [Edisi online: Rabu, 10 Februari 2010] Kuatir kedoknya terbongkar, Yeomjong mengutus orang untuk menghabisi Santak (Kang Sung-pil). Sementara itu di istana, giliran Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) yang bingung saat diceritakan kalau Bidam (Kim Nam-gil) mengira dirinya menyuruh orang untuk menghabisi sang perdana menteri.
Berbagai kejadian yang begitu mengejutkan membuat kondisi fisik Ratu Seon Deok langsung merosot tajam. Ketika Yushin (Uhm Tae-woong) menghadap, Ratu Seon Deok menceritakan ketidakberdayaannya yang meski sadar kalau Bidam dijebak oleh Yeomjong, ia tetap tidak mampu membela sang pria yang dicintai. Melihat dilema yang dialami sang junjungan, Yushin hanya bisa menatap dengan perasaan sedih.
Meski berat, Ratu Seon Deok akhirnya mengirimkan perintah yang tegas : Bidam dan para pengikutnya harus dihukum mati. Sama-sama memutuskan untuk mengerahkan pasukan, dua orang yang saling mencintai akhirnya harus saling berhadapan dengan taruhan nyawa.
Dengan suara keras, Ratu Seon Deok berpidato untuk memompa semangat tempur pasukannya pasukan. Namun dibelakangnya, Alcheon (Lee Seung-hyo) menatap sang ratu dengan wajah kuatir karena demi melihat wajahnya yang pucat dan keringat yang terus menetes dari dahi wanita penguasa Shilla itu.
Setelah berbicara di depan pasukan, Ratu Seon Deok tiba-tiba nyaris terjatuh saat hendak kembali ke istana. Keruan saja, hal ini membuat Alcheon, Yushin, Chunchu (Yoo Seung-ho), dan Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) kuatir.
Bertepatan dengan ambruknya sang ratu, bintang yang berada di atas istana tiba-tiba jatuh dan menghilang. Langsung dianggap sebagai pertanda kalau kekuasaan Ratu Seon Deok sudah mencapai akhir, kesempatan itu digunakan Bidam untuk mengobarkan semangat pasukannya.
Saat tahu kalau penyakit Ratu Seon Deok sudah lama diketahui tabib, Yushin dengan wajah kuatir berusaha mencari tahu. Namun, sang ratu malah berbicara tentang mimpinya bertemu dengan seorang wanita berpakaian putih yang tiba-tiba memeluknya sambil meneteskan air mata. Kuatir kalau Ratu Seon Deok mulai mengigau, Yushin diingatkan oleh Alcheon untuk mengurungkan niatnya bertanya tentang penyakit sang putri.
Begitu diberi ijin untuk mengerahkan pasukan, Yushin mulai menyusun strategi. Meski sempat diserang, Bidam mengira kalau apa yang dilakukan Yushin adalah demi memancing pasukannya keluar sarang. Perkiraannya salah besar. Tiba-tiba terjadi kehebohan di luar markas musuh, bintang yang semula jatuh kembali ke langit.
Sempat terpukau dengan strategi tersebut, Bidam baru sadar bahwa selain menurunkan moral pasukan, bintang tersebut merupakan isyarat dari Yushin untuk melakukan serangan secara serentak. Munculnya Santak (Jang Sung-pil) yang membawa kabar bahwa Yeomjong adalah dalang dibalik semua kejadian membuat semangat tempur Bidam langsung sirna.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Ep. 67 (Terakhir)

Tayang Jumat, 12 Februari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Dengan langkah gontai, Bidam menuju kediaman Yeomjong, yang tengah bersiap-siap kabur.
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/84476/the-great-queen-seon-deok-episode-67-terakhir [Edisi online: Jumat, 12 Februari 2010]Ketika dikonfrontir, Yeomjong dengan tawa liciknya langsung mengatakan bahwa yang harus disalahkan atas semua kejadian bukanlah dirinya melainkan Bidam (Kim Nam-gil) sendiri, yang disebut menyimpan ambisi tampil sebagai raja. Kali ini Bidam tidak mau lagi mengulang kesalahannya, ia langsung menusuk Yeomjong hingga tewas.
Sebelum keluar, Bidam bertemu dengan Misaeng (Jung Woong-in), yang mengatakan bahwa pria itu tidak bisa lagi menyalahkan siapapun kecuali dirinya sendiri yang memiliki hati lemah dan mudah dipengaruhi. Sempat meneteskan air mata, Misaeng yang ditemani oleh Hajong (Kim Jung-hyun) bersimpuh didepan kuburan Mishil sambil menanti kemunculan pasukan Shilla.
Saat para tawanan tengah digiring, Yushin (Uhm Tae-woong) sadar bahwa tidak ada Bidam diantara mereka, ia langsung memerintahkan bawahannya untuk membekuk sang mantan perdana menteri. Di saat yang sama, Bidam sendiri berniat menemui Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) untuk mengakui semua dosa-dosanya. Sebelum pergi, ia berpesan pada Santak (Kang Sung-pil) supaya bawahannya yang paling setia itu pergi sejauh-jauhnya dari Shilla.
Sempat menatap kepergian junjungannya dengan hati sedih, mata Santak terbelalak karena sebuah panah tiba-tiba menembus tubuhnya. Dengan cepat, pasukan kerajaan mengelilingi Bidam, yang langsung menghunus pedangnya. Pertempuran sengit tidak bisa dielakkan dan meski cuma sendirian, Bidam ternyata terlalu tangguh bagi prajurit biasa.
Menghabisi setiap prajurit yang merintangi jalannya, tujuan Bidam ternyata cuma satu : mendatangi tempat dimana Ratu Seon Deok berada. Dihadang oleh penjagaan berlapis, Bidam tidak menggubris permintaan Yushin supaya dirinya tidak membunuh orang lagi dan terus merangsek maju. Tersenyum getir karena sadar dirinya sudah tidak punya harapan lagi, Bidam menantang Yushin untuk bertarung.
Namun, tantangan tersebut ternyata hanya kamuflase Bidam, yang sadar dirinya sudah kalah segalanya dari Yushin, untuk bisa mendekati Ratu Seon Deok. Meskipun tangguh, Bidam tidak bisa menghindar ketika puluhan anak panah terbang ke arahnya. Meski begitu, fokusnya hanya satu : berapa langkah lagi yang harus ditempuh untuk bisa mencapai Ratu Seon Deok.
Dengan mata merah dan wajah berlumuran darah, Bidam terus berjalan maju mendekati Ratu Seon Deok sehingga Yushin tidak punya pilihan lagi selain menusuk pria yang merupakan bekas sahabat sekaligus rekan seperjuangannya itu. Sebelum ambruk, Bidam menggumamkan nama Deokman untuk terakhir kalinya. Tak lama setelah menyampaikan perintah kepada para bawahannya, Ratu Seon Deok jatuh pingsan tepat disamping jenazah Bidam.
Begitu siuman, Ratu Seon Deok yang sadar umurnya tidak lama lagi memanggil Alcheon (Lee Seung-hyo) dan meminta sang pengawal setia untuk mengisi posisi perdana menteri yang ditinggalkan Bidam. Tak lama kemudian ketika Yushin datang bertamu, Ratu Seon Deok mengajak jendral kepercayaannya tersebut untuk keluar dan melihat Shilla dari atas bukit.
Di sana, Ratu Seon Deok mulai merenungi hal-hal yang telah dilewatinya dan sadar bahwa dari sekian banyak orang, cuma Yushin yang setia menemaninya hingga akhir. Menitipkan Shilla dan cita-cita penyatuan Tiga Kerajaan pada Yushin, Ratu Seon Deok menceritakan mimpi terakhirnya yang begitu berkesan.
Puluhan tahun berlalu, Yushin kembali ke Shilla setelah menaklukkan Baekje dan bertemu dengan Alcheon yang tengah bersiap memasuki masa pensiun. Bagamana dengan nasib Ratu Seon Deok? Rupanya tak lama setelah menceritakan mimpinya, sang ratu mencucurkan air mata dan menarik napas untuk terakhir kalinya…sebelum kemudian wafat.
Dalam mimpinya, Deokman (Nam Ji-hyun) yang tengah berusaha melacak keberadaan Munno berjalan di tengah pasar dan bertemu dengan seorang wanita berpakaian putih yang tiba-tiba memeluknya sambil bercucuran air mata. Rupanya, wanita berpakaian putih yang diam seribu bahasa itu adalah Deokman dewasa alias Ratu Seon Deok sendiri, yang cuma bisa berbicara dalam hati mengasihani sosok remajanya yang bakal mengalami begitu banyak penderitaan.
Sudah tentu, aksi wanita dewasa dihadapannya membuat Deokman remaja bingung, ia memutuskan untuk tidak menghiraukan kejadian tersebut dan meneruskan petualangannya. Dari belakang, sang ratu cuma bisa mendoakan dirinya yang masih remaja untuk bisa bertahan karena hanya lewat Deokman-lah maka Shilla bisa memenuhi impian besar yang tidak bisa dilakukan siapapun : menyatukan Tiga Kerajaan.



Di negeri asalnya, Queen Seon Duk terdiri dari 62 episode total. Tapi di Indosiar, The Great Queen SeonDeok dibagi menjadi 67 episode
 
 
Credits & Thanks to:
  • http://www.indosiar.com and all sources for the information, synopsis/summary and pictures.
  • http://pangeran229.wordpress.com/